Dimensi waktu merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gerakan alam semerta beserta isinya. bagaimanakah
manusia-manusia terdahulu memahami konsep dimensi waktu ini.
Perhitungan waktu standar di Bumi sudah
dipikirkan orang sejak zaman dulu. Awalnya, mereka menggunakan gerakan
Matahari sebagai acuan. Kemudian mereka membuat jam pasir, yaitu dengan
menggunakan dua tabung di mana pasir mengalir jatuh dari satu tabung ke
tabung lain.
Ibn al-Shatir, Ahli Astronomi ( 777H atau 1375M.) menciptakan sebuah jam matahari untuk Masjid Jamik Umayyah di Damsyik.
Ia dianggap sebagai pencapaian tertinggi bagi penciptaan jam
matahari. Kini, bentuk asal jam matahari ini telah pun pecah menjadi
tiga kepingan. Ia disimpan di meseum Negara Syria di Damsyik.
Tapi, bukan hanya itu orang mesir sekitar tahun 5.000 hingga 6.000
tahun yang lalu juga mengukur waktu plus membuat kalender dengan
menggunakan yang namanya obelisk.
Ada juga yang menggunakan jam air;
seperti jam pasir tapi menggunakan air. Namun, cara-cara itu tidak
akurat. Akhirnya, orang menetapkan waktu standar yaitu satu detik sama
dengan waktu yang dibutuhkan oleh atom Cesium bergetar sebanyak
9.192.631.770 kali. Atom yang masuk klasifikasi logam ini pertama kali
ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Robert Wilhelm Bunsen dan Gustav
Robert Kirchoff, pada tahun 1860. Cesium ditemukan melalui analisis
spektroskopik terhadap air mineral Durkheim. Saat ini, Cesium terutama
ditemukan dari mineral pollucite (CsAlSi2O6)
siapa yang bermain-main dengan waktu,
maka kita tidak dapat menikmati waktu dengan sesungguhnya. banyak sekali
Ayat-ayat dalam Alqur’an yang menunjukkan pentingnya waktu.
Selanjutnya tinggal kita menggunakan efisien, efektif dan kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar