Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom
- Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang
menyebabkan perubahan ekspresinya. Perubahan bahan genetik dapat terjadi
pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA, bahkan pada tingkat
kromosom.
Peristiwa
terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan, individu yang
mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut mutan.
Faktor yang menyebabkan mutasi disebut mutagen. Untuk lebih mengetahui
tentang mutasi, mari cermati uraian di bawah ini.
1. Mutasi Gen (Mutasi Titik)
Mutasi gen
atau mutasi titik adalah mutasi yang terjadi karena perubahan pada satu
pasang basa DNA suatu gen. Perubahan DNA menyebabkan perubahan
kodon-kodon RNA d, yang akhirnya menyebabkan perubahan asam amino
tertentu pada protein yang dibentuk. Perubahan protein atau enzim akan
menyebabkan perubahan metabolisme dan fenotip organisme. Besar kecilnya
jumlah asam amino yang berubah akan menentukan besar kecilnya perubahan
fenotip pada organisme tersebut. Ada dua mekanisme mutasi gen, yaitu
subtitusi pasangan basa dan penambahan atau pengurangan pasangan basa.
a. Subtitusi pasangan basa
Subtitusi
pasangan basa ialah pergantian satu pasang nukleotida oleh pasangan
nukleotida lainnya. Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu
transisi dan tranversi. Transisi adalah penggantian satu basa purin oleh
basa purin yang lain, atau penggantian basa pirimidin menjadi basa
pirimidin yang lain. Transisi sesama basa purin, misalnya basa adenin
diganti menjadi basa guanin atau sebaliknya. Sedangkan, transisi sesama
basa pirimidin, misalnya basa timin diganti oleh basa sitosin atau
sebaliknya.
Tranversi
adalah penggantian basa purin oleh basa pirimidin, atau basa pirimidin
oleh basa purin. Tranversi basa purin oleh basa pirimidin, misalnya basa
adenin atau guanin diganti menjadi basa timin atau sitosin. Tranversi
basa pirimidin oleh basa purin, misalnya basa timin atau sitosin menjadi
basa adenin atau guanin.
Subtitusi
pasangan basa ini kadang-kadang tidak menyebabkan perubahan protein,
karena adanya kodon sinonim (kodon yang terdiri atas tiga urutan basa
yang berbeda, tetapi menghasilkan asam amino yang sama). Misalnya, basa
nitrogen pada DNA adalah CGC menjadi CGA sehingga terjadi perubahan
kodon pada RNA-d dari GCG menjadi GCU. Sedangkan, asam amino yang
dipanggil sama, yaitu arginin.
b. Penambahan atau pengurangan pasangan basa
Mutasi gen
yang lain adalah perubahan jumlah basa akibat penambahan atau
pengurangan basa. Penambahan atau pengurangan basa pada DNA dapat
menyebabkan perubahan sederetan kodon RNA-d yang terdapat di belakang
titik perubahan tersebut, berarti juga akan terjadi perubahan asam amino
yang disandikan melalui RNA-d tersebut. Akibat lain dari penambahan
atau pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran kodon akhir pada
RNA-d.
Pergeseran
kodon akhir menyebabkan rantai polipeptida mutan menjadi lebih panjang
atau lebih pendek. Mutasi ini disebut juga mutasi ubah rangka karena
menyebabkan perubahan ukuran pada DNA maupun polipeptida.
Mutasi ubah rangka ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penambahan basa (adisi) dan pengurangan basa (delesi).
Mutasi
karena penambahan basa, misalnya basa DNA awalnya AGC-GTC menjadi
TAG-CGT-C… . Sedangkan, jika basa DNA tersebut mengalami pengurangan
basa maka urutannya menjadi GCG-TC... . Penambahan atau pengurangan basa
dapat terjadi di bagian awal, di tengah, atau di akhir.
2. Mutasi Kromosom
Selain terjadi pada tingkat gen, mutasi juga dapat terjadi pada tingkat kromosom, atau disebut juga aberasi kromosom.
Mutasi
kromosom ini mengakibatkan perubahan sejumlah basa yang berdampingan
pada rantai DNA atau perubahan runtunan nukleotida dalam suatu ruas gen
sehingga akibat yang ditimbulkan pada fenotip individu menjadi lebih
nyata.
Mutasi
kromosom dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mutasi yang diakibatkan oleh
perubahan struktur kromosom karena hilang atau bertambahnya segmen
kromosom, dan perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini biasanya
diakibatkan oleh kesalahan pada waktu meiosis melalui peristiwa pautan,
pindah silang, atau gagal berpisah.
a. Perubahan struktur kromosom
Perubahan
struktur kromosom merupakan penataan kembali struktur kromosom akibat
terjadinya delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi kromosom.
1) Delesi kromosom
Delesi
adalah mutasi akibat hilangnya dua atau lebih nukleotida yang
berdampingan. Apabila rangkaian basa yang hilang merupakan suatu ruas
yang lebih kecil dari panjang gen, maka gen tersebut akan bermutasi,
tetapi bila rangkaian nukleotida yang hilang lebih besar dari ruas suatu
gen, maka gen tersebut akan hilang dari kromosom.
Contoh
delesi kromosom terjadi pada kromosom X Drosophila melanogaster yang
berukuran lebih pendek. Mutan ini bersifat resesif dan letal, dapat
hidup hanya dalam bentuk heterozigot.
2) Duplikasi kromosom
Duplikasi
adalah mutasi yang terjadi karena penambahan ruas kromosom atau gen
dengan ruas yang telah ada sebelumnya. Sehingga, terjadi pengulangan
ruas-ruas DNA dengan runtunan basa yang sama yang mengakibatkan kromosom
mutan lebih panjang.
Contoh
perubahan fenotip akibat proses duplikasi adalah gen bar pada Drosophila
melanogaster. Penambahan gen pada kromosom lalat buah ini mengakibatkan
peningkatan enzim tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan
metabolisme.
3) Inversi kromosom
Inversi
adalah penataan kembali struktur kromosom yang terjadi melalui pemutaran
arah suatu ruas kromosom sehingga kromosom mutan mempunyai ruas yang
runtunan basanya merupakan kebalikan dari runtunan basa kromosom liar.
Misalnya pada satu ruas kromosom terdapat urutan ruas ABCDEF, setelah
inversi diperoleh ruas AEDCBF. Jadi, terjadi pemutaran ruas BCDE.
Inversi
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: inversi parasentrik dan inversi
perisentrik. Inversi parasentrik, yaitu bila sentromer berada di luar
ruas yang terbalik. Dan inversi perisentrik, yaitu bila sentromer
terdapat dalam segmen yang berputar.
4) Translokasi kromosom
Translokasi
adalah mutasi yang terjadi akibat perpindahan ruas DNA (segmen kromosom)
ke tempat yang baru, baik dalam satu kromosom atau antarkromosom yang
berbeda. Bila terjadi pertukaran ruas antarkromosom, disebut translokasi
resiprok. Sedangkan, translokasi tidak resiprok adalah berpindahnya
segmen kromosom ke kromosom yang lain tanpa pertukaran sehingga kromosom
menjadi lebih panjang.
b. Perubahan jumlah kromosom
Makhluk
hidup dalam satu spesies memiliki jumlah kromosom yang sama, sedangkan
pada spesies yang berbeda memiliki jumlah kromosom yang berbeda pula.
Jumlah kromosom tersebut dapat berbeda dalam satu spesies karena terjadi
mutasi. Perubahan jumlah kromosom tersebut biasanya terjadi pada waktu
terjadinya meiosis pada saat terjadi pindah silang atau gagal berpisah.
Ada dua
jenis perubahan jumlah kromosom, yaitu aneuploidi (penambahan atau
pengurangan satu atau beberapa kromosom pada satu ploidi) dan euploidi
(penambahan atau kehilangan keseluruhan kromosom dalam satu ploidi).
1) Aneuploidi
Organisme
aneuploidi adalah organisme yang jumlah kromosomnya terdapat penambahan
atau kehilangan satu atau beberapa kromosom pada genomnya. Yang banyak
ditemui adalah individu dengan penambahan atau pengurangan satu
kromosom. Dengan penambahan satu kromosom (2n + 1), maka dalam inti akan
ada satu nomor kromosom dengan tiga homolog (trisomi), sedangkan nomor
yang lainnya tetap mengandung dua kromosom.
Kebalikannya,
melalui pengurangan satu kromosom (2n – 1) akan dihasilkan individu
monosomi, yaitu yang mengandung hanya satu kromosom tanpa pasangan
homolognya. Aneuploidi terbentuk karena adanya ketidakseimbangan
segregasi kromosom dalam proses meiosis.
Kegagalan
segregasi yang terjadi pada meiosis I apabila dua kromosom homolog
bergerak ke kutub yang sama sehingga menghasilkan dua sel dengan dua
kromosom dan dua sel tanpa kromosom. Sedangkan, pada meiosis II, dua
kromosom bersaudara pada satu kromatid tidak berpisah menuju kutub yang
berbeda sehingga menghasilkan dua sel normal, satu sel dengan dua
kromosom, dan satu sel tanpa kromosom.
Pada manusia
terdapat berbagai kasus trisomi atau monosomi baik pada autosom atau
kromosom seks yang menyebabkan munculnya berbagai sindrom kelainan fisik
dan mental. Pada Tabel 5.8 diperlihatkan berbagai aneuploidi pada
manusia dengan sindrom penyakit yang ditimbulkannya.
2) Euploidi
Euploidi
ialah perubahan jumlah kromosom pada tingkat ploidi atau genom sehingga
jumlah kromosom merupakan kelipatan jumlah kromosom pada satu genom.
Misalnya adalah jumlah kromosom pada sel adalah haploid, maka euploidi
yang mungkin muncul adalah kromosom yang berjumlah n (monoploid), 2n
(diploid), 3n (triploid), 4n (tetraploid), dan seterusnya.
Keragaman
tingkat ploidi banyak ditemukan pada tumbuhan yang berhubungan dengan
evolusi spesies-spesies. Pada hewan dikenal adanya tingkat ploidi yang
berhubungan dengan penentuan jenis seks. Contohnya, lebah madu
berkromosom monoploid, sedangkan yang betina diploid.
Jika makhluk
diploid dianggap sebagai makhluk normal, dan sebagian besar merupakan
organisme eukariot, maka euploid lain merupakan hasil mutasi diploid.
Menurut kelipatan jumlah kromosom pada satu genom, dibedakan sebagai
berikut:
(a) Monoploid (n);
(b) Diploid (2n);
(c) Poliploidi (3n, 4n, dan seterusnya).
Poliploidi
ialah proses peningkatan jumlah ploidi menjadi lebih tinggi dari
diploid, yaitu triploid, tetraploid, dan seterusnya.
Pada
tumbuhan ditemukan banyak spesies yang dibedakan oleh tingkat ploidi,
misalnya kentang, gandum, dan pisang. Terdapat dua kelompok poliploidi,
yaitu autopoliploid dan alopoliploid. Autopoliploid ialah penggandaan
ploidi dengan penggabungan genom-genom yang sama. Sedangkan,
alopoliploid ialah penggandaan kromosom melalui penggabungan genom-genom
yang berbeda.
c. Faktor penyebab mutasi
Perubahan
bahan genetik, baik mutasi tingkat gen maupun mutasi kromosom dapat
terjadi secara alami atau buatan. Mari cermati uraian berikut ini.
1) Mutasi alami
Mutasi alami
dapat terjadi akibat kesalahan secara acak yang berlangsung dalam
proses replikasi, saat pembelahan sel, atau karena adanya unsur dalam
material genetik yang dapat berubah secara acak.
Mutasi
terjadi secara lambat, kemungkinan terjadinya mutasi di alam, kira-kira
satu di antara satu juta sampai satu milyar kejadian. Faktor luar yang
secara alami merangsang terjadinya mutasi adalah sinar-sinar kosmis dari
luar angkasa, sinar radioaktif yang terdapat di alam, dan sinar
ultraviolet.
Mutasi yang
terjadi secara alami ini biasanya bersifat merugikan bagi makhluk hidup
yang mengalaminya dan sering tidak mampu bertahan hidup karena tidak
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tetapi, jika
ada yang dapat bertahan hidup dan mewariskan sifat-sifat barunya kepada
keturunannya, maka keturunan tersebut menjadi varietas baru. Individu
baru ini, dapat menjadi spesies baru dalam beberapa ratusan generasi.
Spesies baru yang terbentuk akibat adanya mutasi secara alami ini
merupakan salah satu mekanisme evolusi biologi.
2) Mutasi buatan
Peristiwa
mutasi alami terjadi sangat lambat. Oleh karena itu, manusia melakukan
perubahan materi genetik yang sengaja dibuat untuk kepentingannya.
Mutagen yang dapat dipakai untuk merangsang mutasi adalah:
(a) Bahan
fisik, misalnya berbagai gelombang cahaya pada sinar matahari, seperti
ultraviolet, infra merah, dan sinar-sinar radioaktif seperti sinar α, β,
dan γ.
(b) Bahan kimia, antara lain etil metan sulfonat (EMS), etiletan sulfonat (EES), dan hidroksilamin (HA).
(c) Bahan biologis yang merupakan bahan mutakhir digunakan ialah elemen loncat.
Selain
mutagen di atas, suhu yang tinggi dan virus juga merupakan mutagen.
Sinar X menyebabkan mutasi kromosom dengan cara memutus kromosom menjadi
beberapa bagian. Bagian-bagian ini dapat hancur atau bergabung dengan
kromosom lain.
Peristiwa
ini menyebabkan mutasi gen atau mutasi kromosom. Sifat sinar X ini dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan mutan tumbuhan maupun hewan agar
mempunyai sifat yang lebih baik untuk keuntungan manusia. Hasil mutasi
buatan dari radiasi sinar X, antara lain: bibit unggul padi kultivar
atomita I dan II, kedelai kultivar Muria, dan tomat kultivar Boutset.
Pemberian
bahan kimia kolkisin dapat menghambat kerja mikrotubulus sehingga
pemisahan kromatid pada fase anafase tidak terjadi dan mengakibatkan
poliploidi. Hal ini dimanfaatkan untuk menghasilkan buah tanpa biji,
misalnya semangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar