Furosemide adalah salah satu jenis obat yang akrab dimiliki oleh
dokter umum di seluruh Indonesia. Furosemide termasuk dalam golongan
obat diuretik, obat golongan diuretik ini berfungsi dalam mengurangi
reabsorpsi natrium sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan juga air.
Melihat bahwa obat ini digunakan dalam meningkatkan ekskresi cairan,
obat ini dapat digunakan untuk mengobati hipertensi,edema, edema paru,
dan gagal jantung yang bersifat akut. Selain itu, obat ini juga dapat
digunakan untuk mengobati pasien yang terkena hiperkalsemia dengan cara
meningkatkan ekskresi ion kalsium.
Dalam mengurangi tekanan darah yang tinggi, furosemide dapat
berfungsi sebagai obat golongan diuretik yang meningkatkan ekskresi
cairan dari tubuh. Terlalu banyak cairan di tubuh dalam kondisi tertentu
dapat menyebabkan penyakit. Di orang yang berpotensi menderita tekanan
darah tinggi, banyaknya cairan di dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada orang yang menderita kerusakan ginjal, tingginya cairan
tubuh dapat menyebabkan edema atau penumpukan cairan pada tubuh.
Fungsi furosemide untuk mengobati gagal jantung disebabkan oleh
kemampuan venodilasi dari obat tersebut. Meningkatnya diameter pembuluh
vena akan mengurangi preload atau cairan yang kembali ke jantung. Hal
ini akan menyebabkan berkurangnya beban kerja jantung sehingga
menyebabkan perbaikian simptomatik terhadap kondisi pasien.
Namun, selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkan diatas, obat
yang paling terkenal dengan nama dagang Lasix ini juga memiliki beberapa
efek samping. Efek samping paling berbahaya adalah meningkatkan
toksisitas obat digitalis pada pasien dalam keadaan hipokalemia.
Furosemide juga dapat menyebaban kelainan metabolik berupa alkalosis
metabolik, alkalosis metabolik ini disebabkan keadaan hipokloremia dan
hipokalemi yang dihubunkan dengan penggunaan obat ini. Oleh karna itu,
selama pemberian obat ini sangat disarankan kepada dokter unuk memonitor
level ion di dalam tubuh. Furosemide ini juga dihubungkan dengan
kerusakan telinga dalam. Kerusakan telinga dalam ini disebabkan oleh
sifat ototoksik furosemide. Namun, kejadian kerusakan teling dalam ini
jarang terjadi.
Umumnya, furosmide dikonsumsi secara oral, namun terdapat juga
sediaan intravena dan intramuskular. Selain lasix, ada beberapa merek
dagang yang cukup populer seperti aisemide dan jug rosemid. 60%-90% dari
obat ini diekskresikan oleh urin dan 13-18% ini diekskresikan oleh
feses dan empedu. Penggunaan obat ini harus dipertimbangkan secara
matang pada ibu hamil/menyusui dan dibutuhkan pengawasan karena belum
ada riset skala besar menunjukan efek samping furosemide terhadap bayi
yang akan lahir.
Melihat bahwa banyak sekali manfaat obat ini dan juga efek samping
yang harus diperhatikan. Maka, sebagai dokter umum kita harus mengetahui
dengan pasti kapan menggunakan obat bergolongan diuretik ini. Tidak
berlebihan kalau dikatakan bahwa furosemide adalah sahabat karib dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar