Sintaksis (Tata Kalimat)
adalah bagian
dari ilmu bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat atau yang
menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Objek yang dibahas dalam sintaksis
adalah frase, klausa, dan kalimat.
Frase adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih,
yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan
itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dart tiap kata pembentuknya tidak bisa
berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu. (Keraf, 1991:175).
Secara garis besar frase dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu frase endosentris dan frase eksosentris.
Frase
Endosentris
Frase endosentris merupakan gabungan dua kata atau
lebih yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan tersebut sama dengan
kelas kata salah satu atau semua unsur pembentuknya.
Contoh: meia tulis anak istri merah
delima
KB KK KB
KB KS KB
KB KB KS
Frase
endosentris dapat dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu frase atributif (frase
subordinatit) dan frase koordinatif. Frase atributif (frase subordinatif),
disebut juga frase bertingkat, adalah frase yang mempunyai komponen pokok dan
komponen penjelas. Komponen pokok (D) diterangkan oleh komponen penjelas (M). Pola
frase bertingkat:
a. Pola DM
contoh: baju
baru, roti rawar, sersan mayor
b. Pola MD
contoh: seorong
prajurit, sehelai kertas, letnan jenderal
c. Pola MDM
contoh: selembar
uang kertas, segelas anggur merah
Frase
koordinatif, disebut juga frase setara, adalah frase yang terjadi dari
perpaduan komponen-komponen pokok saja, tidak ada komponen penjelas.
Contoh:
• suami istri,
• sawah ladang,
• warta berita,
• cerdas cermat
Frase
Eksosentris
Frase eksosentris merupakan gabungan dua kata atau
lebih yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan tersebut tidak sama
dengan kelas kata unsur pembentuknya.
Contoh: dari kantor di rumah karena
lelah
KT KB KT
KB KT KS
K Ket. K Ket. K Ket.
Keterangan:
( KB ) Kata benda
( KK ) Kata kerja
( KS ) Kata sifat
( KT ) Kata tugas
( K Ket. ) Kata keterangan
Fungsi
Kata "yang" dalam Pembentukan Frase
Kata yang dalam pembentukan frase berfungsi
sebagai berikut :
(1) Membentuk
frase nominal (frase berkelas kata benda).
Contoh:
yang cantik
yang satu yang ke sini
yang merah yang
berlari yang baik
(2) Mengubah
klausa menjadi frase nominal.
Contoh:
Ali
sedang duduk ~ Ali yang sedang duduk
dia telah
pergi ~ dia yang telah pergi
wajahnya
sayu ~ wajahnya yang sayu
perbuatannya
tercela ~ perbuatannya yang tercela
Klausa adalah suatu konstruksi yang
sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata, yang mengandung hubungan fungsional
subjek-predikat, dan secara fakultatif, dapat diperluas dengan beberapa fungsi
lain seperti objek dan keterangan-keterangan lain. (Keraf, 1991: 181). Klausa
dapat dibedakan atas beberapa macam berdasarkan beberapa sudut tinjauan.
Macam-macam
Klausa berdasarkan Urutan Kata
(1) Klausa normal, subjek mendahului predikat.
Contoh:
ia datang
ke rumahku
adik
penari
orang itu
kurus
(2) Klausa inversi, predikat mendahului subjek.
Contoh:
datang
dia malam itu
pergi
ayah tak tentu arah
(3) Klausa inversi khusus, klausa inversi yang didahului oleh
keterangan.
Contoh:
ke tanah
leluhur perrgi mereka
kemarin
datanglah surat itu
karena
sakit menangislah dia
Macam-macam
Klausa berdasarkan Variasi Subjek-Predikat
(1) Klausa berpredikat kata kerja intrasitif
Contoh:
anak itu
menari
kuda
meringkik
kakek
merokok
nenek
duduk
(2) Klausa berpredikat kata kerja transitif
Contoh:
guru
mengajar murid
kurir
mengantar surat
Andi
mencintai Dian
(3) Klausa berpredikat kata benda
Contoh:
pamannya
lurah
ibunya
seorang bidan
kakaknya
tentara
(4) Klausa berpredikat kata sifat.
Contoh:
gadis itu
cantik
bapak
saya tampan
bapakmu
pelit
(5) Klausa berpredikat frase konektif
Contoh:
anak itu
merupakan musuh mereka
Sinta
menjadi pramugari
Maman
adalah pemuda berpikiran maju
(6) Klausa berpredikat adverbial (frase preposisional)
Contoh:
nenekku
dari Kalimantan
ibu ke
Bandung kemarin
ayah ke
Bekasi naik onta
Macam-macam
Klausa berdasarkan Keterikatannya pada Klausa-klausa lain
(1) Klausa bebas,
klausa yang
dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada klausa lain.
Contoh:
Ani
membawa buku
guru
mengajar murid
(2) Klausa terikat,
klausa yang
kehadirannya bergantung pada klausa lain dan biasanya ditandai oleh adanya
konjungsi (kata penghubung).
Contoh:
ketika
ayah pergi
agar
tubuh subur
sebab
kehadirannya tak diperhitungkan
Klausa terikat
merupakan bagian dari sebuah kalimat, dan dapat hadir bersama-sama atau
dikaitkan dengan klausa bebas. Klausa di atas, misalnya, merupakan bagian dari
kalimat :
Ibu
merasa sedih ketika ayah pergi.
Tanamanan
itu diberinya pupuk agar tumbuh subur.
Dadang
kecewa sebab kehadirannya tak diperhitungkan
Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan
diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran
itu sudah lengkap. (Keraf, 1991: 185)
Macam-macam
Kalimat
Kalimat dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam hal sebagai berikut:
(1) Berdasarkan nilai informasinya (sasaran atau tujuan yang akan
dicapai) kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat berita
(b) kalimat tanya
(c) kalimat perintah:
- suruhan
- ajakan
- permintaan
- larangan
(d) kalimat harapan
(e) kalimat pengandaian
(2) Berdasarkan diatesis kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat aktif (subjek melakukan perbuatan)
(b) kalimat pasif (subjek dikenai perbuatan)
(3) Berdasarkan urutan katanya, kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat normal (subjek mandahului predikat)
(b) kalimat inversi (predikat mendahului subjek)
(4) Berdasarkan jumlah inti yang membentuknya, kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat minor (hanya mengandung satu inti)
(b) kalimat mayor (mengandung lebih dari satu inti)
(5) Berdasarkan pola-pola dasar yang dimilikinya, kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat inti
(b) kalimat luas (perluasan dari kalimat inti)
(c) kalimat transformasi (perubahan dari kalimat
inti)
Ciri-ciri kalimat inti:
• hanya terdiri atas dua kata
• kedua kata itu sekaligus
menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata kedua
menduduki jabatan predikat)
• urutannya adalah subjek mendahului predikat
• intonasinya adalah intonasi berita yang netral
(6) Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat
dibedakan atas:
(a) kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
(b) kalimat panjang (mengandung lebih dari satu
kontur)
Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh
dua kesenyapan.
Contoh:
(i) # Pergi! #
(ii) # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI #
setiap hari #
Kalimat (i) adalah kalimat minim, sedangkan
kalimat (ii) adalah kalimat panjang.
(7) Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya, kalimat
dibedakan atas:
(a) kalimat tunggal (kalimat yang hanya
mengandung satu klausa/satu pola S-P)
(b) kalimat majemuk (kalimat yang mengandung
lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola SP)
Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar
klausanya dibedakan lagi atas:
(b.1) kalimat majemuk setara:
(b.2) kalimat majemuk betingkat
(b.3) kalimat majemuk campuran
(b.4) kalimat majemuk rapatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar