MAKNA
KATA
Makna suatu kata dapat berubah-ubah karena:
1. mendapat gramatikalisasi
(afiksasi, reduplikasi, atau pemajemukan)
2. posisinya di dalam kalimat
3. kondisi (waktu dan tempat)
pemakaian.
Jenis Makna Kata dapat
dibedakan menjadi 6, yakni:
1. Makna leksikal, yakni makna kata
berdasarkan kamus. Makna ini terdapat pada kata-kata yang belum mengalami
proses perubahan bentuk ataupun belum digunakan dalam kalimat. Makna leksikal
dimiliki oleh kata dasar. Contoh: paman, jalan, sawah.
2. Makna gramatikal, yakni makna yang
dimiliki oleh kata setelah mengalami gramatikalisasi (afiksasi, reduplikasi,
atau pemajemukan). Contoh:
paman saya, jalan-jalan, sawah-ladang.
3. Makna struktural, yakni makna yang dimiliki
oleh suatu kata setelah digunakan dalam kalimat. Misalnya kata paman dalam kalimat Paman saya sedang jalan-jalan di sawah. Kata paman dalam hal ini bermakna `orang tua laki-laki (baik adik atau
kakak dari ayah) yang pergi ke sawah`.
4. Makna kontekstual, yakni makna
kata yang keberadaan makna katanya sangat bergantung pada situasi dan kondisi
penggunaannya. Contoh: 1) Pantas
ia juara di kelasnya karena ia anak yang rajin.
2) Betul-betul rajin kamu ini, nilai
merahnya saja ada lima.
Kata rajin dalam 2 kalimat di atas berbeda
maknanya. Kata rajin pada
kalimat pertama bermakna `giat belajar`, sedangkan kata rajin pada kalimat kedua bermakna `malas belajar`.
5. Makna denotasi,
yakni makna kata yang sesuai dengan konsep asal, apa adanya, dan tidak
mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga dengan makna konseptual,
makna konkret, makna lugas, atau makna objektif. Contoh:
hitam à warna gelap
besi à logam yang keras
binatang à makhluk hidup yang tidak
berakal
6. Makna konotasi,
yakni makna kata yang didasarkan pada perasaan atau pikiran seseorang. Kata
konotasi adalah kebalikan dari kata denotasi. Makna konotasi disebut juga
dengan makna kontekstual, makna abstrak, makna kiasan, atau makna subjektif. Contoh:
hitam à hina, sengsara: lembah hitam
besi à gagah, perkasa, kuat:
tangan besi
binatang à jahat, buas: nafsu binatang
Makna konotasi dapat dibedakan menjadi konotasi
baik (positif) dan konotasi buruk (negatif). Kata berkonotasi baik adalah kata
bermakna tidak menyinggung perasaan, tidak kasar, dan sopan di dalam penggunaan
bahasanya. Sedangkan kata berkonotasi buruk adalah kata yang bermakna kasar,
baik dalam penggunaannya maupun dalam pengucapannya. Perhatikan contoh berikut!
Konotasi
baik
|
Konotasi
buruk
|
istri
meninggal
hamil
kurang pintar
|
bini
mati
bunting
goblok, bodoh
|
Bentuk-bentuk
Perubahan Makna
Gejala perubahan makna suatu kata dapat terjadi melalui
hal-hal berikut ini.
1. Perluasan (generalisasi)
Perluasan
makna kata terjadi apabila makna kata sekarang lebih luas dari makna asalnya.
Contoh: berlayar (makna
asal) à mengarungi lautan dengan kapal layar
(makna
sekarang) à pergi ke laut menggunakan kapal bermesin,
berlayar,
dll.
bapak (makna
asal) à orang tua kandung laki-laki
(makna
sekarang) à orang laki-laki yang layak dihormati
2. Penyempitan (spesialisasi)
Penyempitan makna kata
dapat terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya dari makna asal.
Penyempitan adalah kebalikan dari perluasan.
Contoh: sarjana (makna
asal) à sebutan orang yang ahli di bidang tertentu,
orang
yang cerdas
(makna sekarang) à sebutan orang yang hanya
lulusan S1
Pendeta (makna
asal) à ahli agama
(makna sekarang) à pemimpin
agama Kristen Protestan
3. Ameliorasi (peninggian)
Ameliorasi adalah perubahan
makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi dari asalnya.
Contoh: wanita (makna
asal) à
perempuan biasa
(makna
sekarang) à
perempuan yang dihormati
4. Peyorasi
(penurunan)
Peyorasi adalah perubahan
makna kata yang nilainya lebih rendah dari makna asalnya. Peyorasi adalah
kebalikan dari ameliorasi.
Contoh: gerombolan (makna
asal) à orang-orang yang
berkumpul, bergerombol
(makna sekarang) à pengacau
5. Sinestesia
Sinestesia
adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang
berbeda.
Contoh: Kata-katanya pedas. Pedas = kasar, melukai
perasaan (indera pendengaran)
Pedas,
makna asalnya = rasa sambal (indera pencecapan)
Tutur katanya halus.
Halus = sopan, enak di dengar (indera pendengaran)
Halus,
makna asalnya = permukaan rata (indera peraba)
6. Asosiasi
Asosiasi
adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh: Beri saja di amplop, pasti segala urusanmu jadi lebih mudah.
amlpop (makna asal) à tempat
menyimpan surat
(makna
sekarang) à uang
suap
Pertalian
Makna Kata
Bentuk-bentuk
pertalian makna kata adalah sebagai berikut.
1. Sinonim, yakni
dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh: mencela
= mengkritik, riang = gembira, dll.
Suatu
kata bisa dikatakan bersinonim apabila kata tersebut mampu menggantikan kata
yang lain di dalam kalimat.
2. Antonim, yakni
dua kata atau lebih yang maknanya saling berlawanan atau berbeda.
Contoh: suami x istri, pintar
x bodoh, miskin x kaya, mati x hidup, dll.
3. Homonim, yakni dua kata yang penulisannya dan
pengucapannya sama, namun memiliki arti yang berbeda.
Contoh: bisa,
yang artinya
a. mampu
atau dapat (Akhirnya Ricky bisa menyelesaikan tugasnya dengan
baik.)
b. racun ular (Ular itu mengeluarkan bisa di kaki Rexy.)
4. Homograf, yakni dua kata yang penulisannya
sama, pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh: teras,
yang artinya
a. penting (Para pejabat teras sedang mengikuti penataran di gedung DPRD.)
b. bagian depan rumah (Billy dan Edowa sedang
makan coklat di teras rumah
tetangga.)
5. Homofon, yakni dua kata yang pengucapannya sama,
penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh:
bank, yang artinya = tempat
menyimpan uang (Kemarin saya membuka rekening di bank BRE.)
bang, yang artinya = kakak
laki-laki/yang lebih tua (Adik membeli baso di Bang Bejo.)
6. Polisemi, yakni
gejala keragaman atau kesamaan makna yang dimiliki oleh sebuah kata. Polisemi
terbentuk karena pergeseran makna atau pernafsiran yang berbeda.
Contoh:
a. Kepala adikku memar karena dilempar
kayu oleh temannya.
b. Usia
ayahku sudah mencapai kepala empat.
c. Ayah
temanku baru saja dilantik menjadi kepala
sekolah.
d. Kakak
sedang membuat kepala surat.
Untuk
lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!
Bentuk Pertalian
|
Penulisan
|
Pengucapan
|
Makna
|
Sinonim
|
berbeda
|
berbeda
|
sama, hampir sama
|
Antonim
|
berbeda
|
berbeda
|
berbeda, berlawanan
|
Homonim
|
sama
|
sama
|
berbeda
|
Homograf
|
sama
|
berbeda
|
berbeda
|
Homofon
|
berbeda
|
sama
|
berbeda
|
Polisemi
|
sama
|
sama
|
beragam
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar