Petunjuk Evolusi (Variasi Individu dalam Satu Keturunan dan Fosil) - Benarkah evolusi itu ada ? Apa yang menjadi petunjuk adanya evolusi itu? Evolusi dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis, dan bagaimana proses itu terjadi.
Untuk menunjukkan bukti bahwa evolusi itu ada, kamu dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan saat ini.
Beberapa kenyataan tersebut, adalah:
1) adanya variasi di antara individu-individu dari suatu keturunan
2) adanya fosil di berbagai lapisan bumi
3) adanya homologi organ-organ pada makhluk hidup
4) adanya embriologi perbandingan
5) adanya perbandingan fisiologi
6) adanya petunjuk biokimia
7) adanya sisa alat-alat tubuh
1. Variasi Individu dalam Satu Keturunan
Di dunia ini
 tidak dijumpai dua individu yang identik sama. Bahkan anak kembar pun 
pasti mempunyai suatu perbedaan. Jadi, antara individu dalam satu 
spesies pun terdapat variasi. Hal ini terjadi, karena pengaruh berbagai 
faktor, seperti suhu, tanah, dan makanan. Seleksi terhadap jenis hewan 
dan tumbuhan selama bertahun-tahun menghasilkan varian yang jauh berbeda
 dengan nenek moyangnya.
Dari uraian 
di atas dapat disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya
 evolusi yang menuju terbentuknya spesies-spesies baru.
2. Adanya Fosil
Fosil 
berasal dari bahasa Latin fossilis, artinya menggali. Istilah fosil 
diartikan sebagai sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu.
Fosil 
merupakan catatan sejarah penting sebagai petunjuk adanya evolusi. 
Dengan membandingkan struktur tubuh hewan masa lampau yang telah menjadi
 fosil dengan hewan sekarang dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan 
di masa lampau berbeda dengan sekarang.
Tokoh yang mempelajari fosil dan hubungannya dengan evolusi adalah:
a) Leonardo 
da Vinci (Italia 1452-1519). Orang yang pertama kali berpendapat fosil 
merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
b) George 
Cuvier (Perancis 1769-1832) merupakan ahli anatomi perbandingan. Ia 
mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil dari berbagai lapisan 
bumi dan makhluk hidup yang ada sekarang. Cuvier menyimpulkan bahwa pada
 masa tertentu telah diciptakan makhluk-makhluk hidup yang berbeda dari 
masa ke masa. Setiap masa diakhiri kehancuran alam. Paham ini dikenal 
dengan kataklisma.
c) Darwin 
mengatakan bahwa makhluk hidup pada lapisan bumi tua mengadakan 
perubahan bentuk untuk menyesuaikan diri dengan lapisan bumi yang lebih 
muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan bumi muda berbeda dengan fosil 
di lapisan bumi tua.
Fosil-fosil 
jarang ditemukan dalam keadaan lengkap (utuh), umumnya merupakan suatu 
bagian atau beberapa bagian tubuh makhluk hidup. Faktor-faktor yang 
menyebabkan jarang ditemukan fosil dalam keadaan lengkap, yaitu:
1) terjadinya lipatan batuan bumi;
2) pengaruh air, angin, dan bakteri pembusuk;
3) hewan pemakan bangkai;
4) jenis organisme, ada organisme yang tidak mungkin menjadi fosil, misalnya Amoeba;
5) keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan suatu bagian tubuh organisme menjadi fosil.
a. Penemuan fosil kuda
Fosil paling
 lengkap di berbagai lapisan bumi adalah hasil temuan penyidik Amerika, 
Marsh, dan Osbom berupa fosil kuda. Perubahan yang ditunjukkan 
fosil-fosil kuda merupakan petunjuk kebenaran evolusi, yaitu perubahan 
secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh 
pada setiap zaman geologi ditemukan fosil-fosilnya secara lengkap.
Fosil jenis 
kuda pertama diperkirakan hidup puluhan juta tahun yang lalu. Kuda 
pertama hidup kira-kira 60 juta tahun yang lalu pada zaman Eosin. Oleh 
para ahli, kuda pertama ini diberi nama Hyracotherium (Eohippus). 
Dari 
kerangka fosil diketahui bahwa kuda ini hanya sebesar kucing. Jumlah 
jari kaki belakangnya tiga. Jika dibandingkan Hyracotherium (Eohippus) 
dengan Equus (kuda zaman sekarang) tampak sekali perbedaannya. Teori 
evolusi ditunjukkan dengan sederetan fosil yang ditemukan dalam lapisan 
bumi tua ke muda yang menunjukkan perubahan secara berangsur-angsur.
b. Cara menentukan umur fosil
Fosil dapat 
digunakan sebagai petunjuk kehidupan masa lalu. Umumnya, fosil tertimbun
 di lapisan tanah tertentu pada masa lalu. Untuk menentukan umur fosil 
pada lapisan tanah tersebut para ahli menggunakan analisis radioaktif. 
Unsur 
radioaktif yang sering digunakan untuk menentukan umur fosil adalah 
uranium, kalium, dan natrium. Unsur uranium mengalami radiasi spontan 
yang menyebabkan massanya berkurang terus sampai akhirnya menjadi 
plumbum (Pb) 206 yang stabil. Perubahan dari uranium (U) menjadi plumbum
 (Pb) memerlukan waktu 7.600.000.000 tahun. Hal ini berarti, jika di 
dalam fosil diketahui kadar Pb nya, maka umurnya dapat dihitung dengan 
rumus: Umur fosil = Banyak Pb : Banyak U × 7.600.000.000 tahun
Selain 
uranium, perubahan kalium (K) menjadi argon (Ar) sering digunakan untuk 
menentukan umur fosil. Perubahan K menjadi Ar memerlukan waktu 600 juta 
tahun. Hal ini berarti, fosil atau batuan yang dapat dianalisis adalah 
fosil yang berumur hingga 600 juta tahun. Lebih dari 600 juta tahun 
menggunakan uranium.
Unsur lain 
yang digunakan adalah Nitrogen 14 (N14) yang mengalami perubahan menjadi
 karbon radioaktif C14. Waktu yang digunakan untuk mengubah N14 menjadi 
C14 adalah 24.000 tahun. Hal ini berarti, fosil yang dapat dianalisis 
dengan metode ini adalah fosil yang berumur maksimal 24 ribu tahun.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar