Penjelasan Tentang Sporozoa
 - Terdapat 4.000 jenis Sporozoa yang sebagian besar hidup sebagai 
parasit pada hewan. Bentuk dewasanya tidak mempunyai alat untuk 
bergerak. Banyak Sporozoa yang mempunyai daur hidup yang rumit, pada 
fase tertentu hidup pada suatu inang dan pada fase yang lain hidup pada 
inang yang berbeda. 
Dalam daur 
hidupnya menunjukkan adanya pergiliran keturunan antara fase vegetatif 
dan generatif. Sporozoa yang belum dewasa disebut sporosit yang mudah 
berpindah-pindah mengikuti aliran darah. Semua Sporozoa membetuk spora 
berdinding tebal ketika berada pada tahap zigot.
Sporozoa menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya toksoplasma dan malaria.
a. Toksoplasma disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Gejala penyakit tergantung pada tempat infeksi.
b. Malaria 
disebabkan oleh Plasmodium yang menginfeksi hati dan sel-sel darah 
merah. Inang Plasmodium adalah nyamuk Anopheles betina tempat 
berlangsungnya reproduksi seksual.
1) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tersiana tak ganas (demam tiap 48 jam).
2) Plasmodium ovale menyebabkan malaria tersiana tak ganas dengan gejala seperti disebabkan oleh Plasmodium vivax.
3) Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana tak ganas (demam tiap 72 jam).
4) 
Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tersiana ganas (demam tak 
teratur, jika tidak segera ditangani dapat menjadi fatal).
Daur hidup 
Plasmodium meliputi siklus reproduksi seksual dengan inang nyamuk dan 
siklus reproduksi aseksual dalam tubuh manusia. Infeksi dimulai ketika 
nyamuk pembawa memasukkan partikel parasit, (disebut sporosit) bersamaan
 dengan kelenjar saliva yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah ke
 dalam sistem peredaran darah tubuh manusia. Ketika sporosit masuk ke 
dalam hati, dimulailah reproduksi aseksual (pembelahan ektoeritrositik) 
selama 7 sampai 14 hari yang menghasilkan 10.000 sampai 30.000 sel anak 
yang disebut merozoit yang menyerang sel darah merah. 
Di dalam sel
 darah merah merozoit membelah lagi secara aseksual (pembelahan 
eritrositik) yang menghasilkan antara 8 sampai 16 merozoit setiap 48 
atau 72 jam tergantung dari jenis Plasmodium. Merosoit dilepaskan 
bersamaan dengan pecahnya sel darah merah yang siap untuk menginfeksi 
sel darah merah yang lain. Bersamaan dengan itu juga dikeluarkan senyawa
 racun yang dihasilkan merozoit, sehingga penderita merasakan demam. 
Beberapa merosoit membentuk gametosit jantan dan betina yang dapat masuk
 ke dalam tubuh nyamuk ketika menggigit penderita.
Di dalam 
tubuh nyamuk Anopheles betina, Plasmodium melengkapi siklus hidupnya 
dengan reproduksi seksual. Pembuahan berlangsung di dalam usus nyamuk 
yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi sporosit dan sporosit 
inilah yang kemudian ditularkan ke penderita baru. Beberapa jenis 
Plasmodium yang lain diketahui dapat menginfeksi primata, rodensia, 
burung, dan kadal.
Demikianlah Materi Penjelasan Tentang Sporozoa, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar