Penjelasan Sistem Ekskresi pada Manusia (Paru-Paru, Hati, Kulit dan Ginjal)  -
 Sel-sel tubuh makhluk hidup selalu melakukan proses oksidasi. Oksidasi 
merupakan salah satu metabolisme yang terjadi di dalam tubuh. 
Metabolisme ini menghasilkan energi yang kita butuhkan untuk melakukan 
berbagai kegiatan. Selain itu, menghasilkan zat-zat sisa yang tidak 
dibutuhkan oleh tubuh sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. 
Pengeluaran 
zat-zat sisa tersebut melalui alat-alat ekskresi yang membentuk suatu 
sistem ekskresi. Ekskresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat sisa 
hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak diperlukan lagi. Fungsi sistem 
ekskresi adalah untuk menjaga kesetimbangan (homeostasis) tubuh secara 
osmoregulasi.
Alat-alat ekskresi yang menyusun sistem ekskresi pada manusia meliputi organ paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
 1. Paru-Paru (pulmo)
1. Paru-Paru (pulmo)
Paru-paru 
sebagai organ untuk bernapas mengeluarkan zat sisa pernapasan berupa CO2
 dan uap air. Zat-zat ini berasal dari jaringan tubuh yang dibawa oleh 
darah dan dikeluarkan oleh paru-paru.
2. Hati (hepar)
Hati adalah 
kelenjar terbesar di dalam tubuh, dengan warna cokelat. Letak hati 
berada dalam rongga perut di sebelah kanan atas dan di bawah diafragma. 
Hati berfungsi sebagai tempat metabolisme asimilasi karbohidrat, lemak, 
protein, vitamin, dan produksi energi; sebagai tempat detoksikasi racun;
 membentuk darah dan heparin; dan memproduksi empedu.
Hati 
berfungsi memproduksi organ ekskresi. Empedu merupakan suatu cairan yang
 memiliki warna kuning kehijauan dengan komposisi garam-garam empedu, 
pigmen empedu, kolesterol, lesitin, lemak, dan garam organik.
Pigmen 
empedu terdiri atas biliverdin dan bilirubin. Empedu berasal dari 
penghantar cairan dan penguraian hemoglobin eritrosit yang telah tua. 
Empedu yang diproduksi oleh hati akan disimpan dalam kantung empedu 
(vesica fellen) yang terletak di permukaan bawah hati. Empedu adalah 
salah satu zat yang membantu dalam proses pencernaan. Empedu dialirkan 
ke usus (duodenum) melalui saluran empedu (ductus koleidokus).
Empedu 
memiliki fungsi mengemulsi lemak garam. Empedu mampu meningkatkan kerja 
enzim lipase, meningkatkan penyerapan lemak, mengatur zat tidak larut 
dalam air menjadi zat yang larut dalam air, serta membentuk urea. 
Kemudian, diikat oleh nitrin dan CO2 yang kemudian membentuk sitrulin. 
Selanjutnya, sitrulin diubah menjadi arginin dan masuk aliran darah. 
Dengan bantuan enzim arginase yang dihasilkan hati, arginin diubah 
menjadi urnitin dan urea. Selanjutnya, urea keluar dari hati melalui 
darah dan diekskresikan keluar tubuh bersama urin melalui ginjal.
3. Kulit (integumen)
Kulit merupakan bagian tubuh yang terluas dan membungkus seluruh bagian luar tubuh. Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Fungsi proteksi
Kulit 
melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, 
seperti gesekan, tarikan, gangguan kimia yang dapat menimbulkan iritasi 
(contohnya asam, karbol), gangguan panas, dan radiasi sinar ultraviolet 
matahari dan infeksi mikroorganisme.
b. Fungsi absorpsi
Permeabilitas
 yang dimiliki kulit memungkinkan kulit mengabsorpsi oksigen, 
mengeluarkan CO2 dan uap air. Pada kulit yang sehat tidak akan mudah 
menyerap air, larutan, dan benda padat. Tetapi, larutan yang mudah 
menguap akan mudah diabsorpsi.
c. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar
 pada kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh yang tidak 
dibutuhkan lagi oleh tubuh seperti urea, NaCl, asam urat, dan amonia. 
Kelenjar minyak menjaga kelembapan kulit. Kelenjar lemak dan kelenjar 
keringat menyebabkan keasaman kulit.
d. Fungsi persepsi
Ujung-ujung 
saraf sensorik yang terdapat pada kulit menyebabkan tubuh dapat 
menanggapi rangsang dingin, panas, tekanan, dan lain-lain.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh
Untuk mengatur suhu tubuh, kulit mengeluarkan keringat. Jika udara panas, maka kulit akan mengeluarkan keringat lebih banyak.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Kulit bisa 
menentukan warna kulit seseorang berdasarkan pigmen kulit. Pigmen ini 
dinamakan melanin. Jika melanin yang dihasilkan terlalu banyak, maka 
kulit akan berwarna hitam.
g. Fungsi keratinisasi
Lapisan ini 
banyak mengandung sel keratin yang tidak mengandung air, elastisitasnya 
kecil sehingga efektif mencegah penguapan air. Lapisan ini selalu 
mengelupas.
h. Fungsi pembentukan vitamin D
Dengan 
bantuan sinar matahari mengubah dihidroksi kolesterol pada kulit menjadi
 vitamin D. Jika kamu kekurangan vitamin D, maka tulangmu akan mudah 
patah.
Kulit juga 
merupakan alat indikator untuk melihat perubahan atau mengetahui 
kelainan yang terjadi pada tubuh. Contohnya, apabila dalam keadaan marah
 kulit wajah menjadi merah. Kulit tersusun atas dua lapisan utama, yaitu
 epidermis (kulit ari) dan dermis (kulit jangat).
1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar. Terdiri atas lapisan:
a) Stratum konieum tanduk
Stratum konieum tanduk terdiri atas sel-sel pipih. Lapisan ini selalu mengelupas.
b) Stratum insidum
Stratum 
insidum terdiri atas beberapa lapis sel pipih dan bening. Lapisan ini 
ditemukan pada bagian tubuh yang memiliki kulit tebal.
c) Stratum granulosum
Stratum granulosum terdiri atas 2 - 3 lapis sel poligonal. Lapisan ini mengandung lemak.
d) Stratum spinosum
Stratum 
spinosum terdiri atas lapisan sel bentuk kubus dan poligonal. Lapisan 
ini memberikan kekuatan untuk menahan gesekan dan tekanan.
e) Stratum malphigi (basul) 
Stratum malphigi merupakan lapisan yang selalu membentuk sel baru. Terdapat sel-sel pigmen.
2) Dermis
Lapisan 
dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini lebih tebal dari 
epidermis. Lapisan dermis bersifat elastis, terdiri atas serat-serat 
kolagen, serabut-serabut elastis, dan serabut-serabut retikulum. Lapisan
 dermis dilengkapi pembuluhpembuluh darah dan getah bening. 
Pada lapisan
 dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, akar rambut, 
serabut saraf, dan pembuluh darah. Di bawah lapisan dermis terdapat 
lapisan hipodermis yang terdiri atas serat longgar, elastis, dan lapisan
 lemak (adiposa). Kulit sebagai organ ekskresi memiliki kelenjar 
keringat yang berfungsi untuk pengeluaran keringat. Kelenjar keringat 
memiliki saluran yang berujung sampai lapisan epidermis.
Kelenjar ini
 terdiri atas pipa terpilin dari sel-sel khusus yang mampu menyerap air 
dan zat-zat lain di sekitarnya. Kelenjar keringat memproduksi keringat 
yang terdiri atas sebagian besar air, yang lain adalah benda padat 
(natrium klorida) dan urea. Sebanyak 1% urea dapat dikeluarkan oleh 
keringat, 99% dikeluarkan oleh ginjal.  Keringat yang dihasilkan 
tergantung dari suhu luar, aktivitas, jenis makanan, emosi, dan 
kesehatan. Pada kondisi panas, pengeluaran keringat akan banyak.
 4. Ginjal
4. Ginjal
Ginjal 
merupakan organ ekskresi yang utama pada manusia. Organ ini berperan 
penting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh dengan cara 
mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa 
metabolisme, dan pengaturan hormonal dan metabolisme. Ginjal memiliki 
bentuk seperti kacang merah, berjumlah dua buah, terletak di dalam 
rongga perut bagian dorsal di kedua sisi tulang belakang. Letak ginjal 
kiri lebih atas dibandingkan letak ginjal kanan 20 - 25%, darah dipompa 
jantung setiap menit melalui ginjal.
Dari 
potongan ginjal pada Gambar disamping, dapat kamu lihat bahwa ginjal 
memiliki bagian-bagian, seperti korteks (bagian luar), medula (tengah) 
dan paling dalam pelvis. Pada korteks dan medula terdiri atas ± 1 juta 
nefron. Nefron adalah satuan struktural dan fungsional ginjal. Selama 24
 jam ginjal dapat menyaring 170 liter darah. Darah sampai ke ginjal 
melalui arteri renal dan keluar melalui vena renal. Nefron memiliki 
beberapa bagian, antara lain:
a. Glomerulus, merupakan anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula bowman.
b. Tubulus proksinal, mempunyai bentuk berkelok-kelok dari korteks sampai medula dan berhubungan langsung dengan kapsula bowman.
c. Ansa henk, memiliki bentuk lurus dan tebal.
d. Tubulus distal, merupakan bagian tubulus yang berkelokkelok, letaknya jauh dari kapsul bowman.
Ginjal memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Mengatur volume di dalam tubuh.
b. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion dalam plasma.
c. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh.
d. Mengekskresikan sisa-sisa hasil metabolisme .
e. Fungsi hormonal dan metabolisme.
Untuk mengetahui proses pembentukan urin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mari cermati uraian berikut ini.
a. Proses pembentukan urin
Urin 
terbentuk pada nefron dengan cara menyaring darah dan mengambil 
bahan-bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Tahap pembentukan urin 
meliputi tahap filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), 
dan augmentasi (pengeluaran zat).
Glomerulus 
menerima darah dari arteriola aferen dan mengeluarkan melalui arteriola 
eferen. Darah di dalam glomerulus berada dalam tekanan jantung. Dengan 
adanya tekanan ini air dan molekul-molekul kecil di dalam darah (kecuali
 protein) disaring di dalam glomerulus melalui dinding kapiler. Hasil 
filtrasi (saringan) ini disebut filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus 
(urin primer) terkumpul di dalam kapsula bowman. Filtrat glomerulus 
masih mengandung glukosa, asam amino, dan garam-garam.
Dari kapsul 
bowman, filtrat glomerulus masuk ke tubulus  proksimal. Di dalam tubulus
 proksimal berlangsung reabsorpsi  (penyerapan kembali) glukosa, asam 
amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik seperti Na+, K+, Ca++, Cl–. 
Penyerapan 
ini terjadi secara transfor aktif. Bahan-bahan yang direabsorpsi 
tersebut kemudian dikembalikan ke dalam darah. Hasil dari proses ini 
terbentuk berupa urin sekunder (filtrat tubulus). Filtrat tubulus 
mengandung nitrogen, urea. Filtrat tubulus kemudian masuk ke ansa henk, 
lalu masuk ke tubulus distal.
Di dalam 
tubulus ini terjadi augmentasi atau penambahan zat-zat sisa yang tidak 
dibutuhkan lagi oleh tubuh. Di bagian ini terbentuk urin yang 
sesungguhnya. Di dalam urin ini terkandung air, urea dan garam. Urin 
disalurkan ke rongga ginjal, kemudian ke kantung kemih (vesika urinoria)
 melalui ureter. Apabila urin dalam kantung kemih sudah penuh maka akan 
ada rasa ingin kencing. Urin keluar dari kantung kemih dan keluar tubuh 
melalui uretra. Urin normal mengandung air, urea, garam dapur, zat warna
 empedu (urin berwarna kuning), obat-obatan atau hormon.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin 
Setiap hari,
 ± 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring, dan terbentuk ± 150 -
 170 liter urin primer. Meskipun demikian, hanya 1 - 1,5 liter urin yang
 dikeluarkan. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap 
harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
1) Zat-zat diuretik
Pembentukan 
urin dipengaruhi oleh hormon antidiuretika (ADH). Hormon ini menentukan 
banyak sedikitnya produksi urin. Apabila kamu banyak minum air, maka ADH
 yang diproduksi sedikit sehingga produksi urin banyak. Sebaliknya, bila
 kamu kurang minum air, akan memacu produksi ADH untuk menyerap air 
sehingga urin yang keluar sedikit. Jika kamu banyak mengkonsumsi zat-zat
 diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol maka zat kimia tersebut akan 
menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya, konsentrasi ADH berkurang 
sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.
2) Suhu
Jika suhu 
internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan respirasi 
meningkat dan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi 
dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air turun, hormon ADH 
disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Selain itu, peningkatan 
suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di 
glomerulus dan filtrasi turun. Kedua hal tersebut mengurangi volume 
urin.
3) Konsentrasi darah
Konsentrasi 
air dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin. Jika 
kamu tidak minum air seharian maka konsentrasi air di darah menjadi 
rendah. Hal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini 
meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin turun.
4) Emosi
Emosi 
tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin. 
Contohnya, jika kamu stres atau gugup, maka kamu akan sering buang air 
kecil. Hal ini disebabkan, karena hormon adrenalin meningkat di dalam 
darah. Hormon ini akan meningkatkan kinerja ginjal sehingga urin yang 
dihasilkan meningkat pula.
Demikianlah Materi Penjelasan Sistem Ekskresi pada Manusia (Paru-Paru, Hati, Kulit dan Ginjal), semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar