Materi

20.10.14

Penjelasan Aspek Kependudukan (Rumus Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk)

Jumlah dan Perkembangan Penduduk 

Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara pada dasar nya dapat dikelaskan sebagai suatu modal atau beban pembangunan.

Pernyataan ini didasarkan atas kenyataan bahwa jumlah penduduk yang banyak jika disertai dengan kualitas yang memadai baik tingkat kesehatan, pendidikan, maupun kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi sangat mendukung terhadap proses pembangunan negara. Namun, jika kondisi yang terjadi sebaliknya maka akan menjadi beban bagi pembangunan dan menjadi suatu hambatan bagi lajunya roda pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan.

Sejarah perkembangan jumlah penduduk Indonesia mulai akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sejak pencatatan penduduk yang dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1920. Pada saat itu, jumlah penduduk Indonesia sekitar 52,3 juta jiwa. Sepuluh tahun kemudian, yaitu berdasarkan hasil sensus pertama di negeri Indonesia pada 1930, jumlah penduduk berkembang menjadi 60,7 juta jiwa, sedangkan pada 1940 menjadi 70,4 juta jiwa. Data statistik tersebut memperlihatkan bahwa dalam periode 1920–1940 jumlah penduduk Indonesia bertambah sekitar 8 sampai 9 juta jiwa setiap 10 tahun.

Pada periode 1941–1950 pertambahan penduduk di negara Indonesia tidak secepat tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan masa revolusi fisik, di mana penduduk banyak yang meninggal dunia akibat perang. Selain itu, sebagian besar penduduk pria usia produktif banyak yang pergi ke medan perang meninggalkan keluarganya. Akibatnya, proses perkawinan dan reproduksi menjadi berkurang. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk pada 1950 mencapai 77,2 juta jiwa. Jadi, dalam sepuluh tahun hanya bertambah sekitar 6,8 juta jiwa.

Periode berikutnya merupakan masa perkembangan penduduk meningkat dengan pesat, yaitu periode 1951–1960. Dalam periode 10 tahun penduduk Indonesia meningkat menjadi 20 juta jiwa, menjadi sekitar 97,2 juta jiwa. Hal ini disebabkan kondisi negara Indonesia yang sudah mulai aman dari perang. Selain itu, tingkat kesehatan penduduk mulai meningkat, baik pelayanan kesehatan maupun pengetahuan penduduk tentang wabah penyakit menular sehingga dapat menekan angka kematian. 

Di lain pihak angka kelahiran masih tetap tinggi. Selisih antara kelahiran dan kematian yang sangat mencolok ini mengakibatkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan mengakibatkan fenomena ledakan penduduk (population boom). Fase ini dikenal dengan masa transisi demografi. Masa ini berlangsung sampai sekitar tahun 1970, di mana pertumbuhan penduduk naik hingga 20 juta jiwa.

Untuk mengatasi permasalahan ledakan penduduk, pemerintah mulai menjalankan beberapa program, yaitu sebagai berikut.

a. Program Keluarga Berencana (KB), melalui program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), yang terdiri atas suami, istri, dan dua orang anak.

b. Menentukan batas terendah usia perkawinan pertama, yaitu bagi perempuan berusia 19 tahun dan laki-laki 21 tahun sehingga kemung kinan memiliki anak lebih banyak dapat ditekan.

c. Menambah jumlah fasilitas pendidikan sekolah sehingga dapat menunda usia perkawinan.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia mencapai 146, 935 juta jiwa. Angka tersebut terus mengalami perubahan. Pada tahun 1990 berkembang menjadi 178,5 juta jiwa dan pada tahun 2010 menjadi  237,56  juta jiwa.

Kenaikan jumlah penduduk ini bukan berarti program penekanan pertumbuhan penduduk Indonesia melalui gerakan Keluarga Berencana (KB) tidak berhasil, namun seperti halnya negara-negara berkembang di dunia sampai saat ini bangsa Indonesia masih berada pada fase transisi demografi. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, jumlah penduduk Indonesia saat ini menempati urutan ke-4 setelah RRC, India, dan Amerika Serikat.

Dari sepuluh negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di dunia ternyata sebagian besar merupakan negara berkembang, kecuali Amerika Serikat dan Jepang. Hal ini sangat berkaitan dengan komposisi penduduk.

Kebanyakan negara-negara berkembang jumlah penduduknya berstruktur muda dengan bentuk piramida menyerupai kerucut, di mana jumlah penduduk lebih terkonsentrasi pada usia antara 0–19 tahun. Kenyataan ini dapat ditafsirkan bahwa angka kelahiran masih relatif tinggi yang berpengaruh pula pada rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk.

Dalam skala provinsi, di wilayah Indonesia Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang lebih besar jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi di luar Jawa. Tiga dari lima provinsi yang paling tinggi jumlah penduduknya terletak di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Fenomena ini sangat berkaitan dengan daya dukung lahan Pulau Jawa yang sebagian tanahnya merupakan jenis tanah vulkanis yang subur. Selain itu, latar belakang historis Pulau Jawa merupakan pusat perdagangan kerajaan-kerajaan kuno, dan pusat pemerintahan zaman Hindia Belanda.

Pertumbuhan Penduduk 

Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalnya, peperangan, wabah penyakit atau epidemi, kelaparan, dan bencana alam. Di lain pihak, kestabilan negara, peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan jumlah penduduk cenderung naik.

Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran (fertilitas atau natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total.

a. Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian.

Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk alami digunakan rumus sebagai berikut.

Pt = Po + ( L - M )

Adapun persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus persentase pertumbuhan penduduk
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk alami

b. Pertumbuhan penduduk total merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi dan emigrasi).

Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk total digunakan rumus sebagai berikut.

Pt = Po + ( L - M ) + ( I - E )

Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus persentase pertumbuhan penduduk total
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu wilayah)
% = persentase pertumbuhan penduduk total.

Selain kedua jenis perhitungan tersebut, ukuran pertumbuhan penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan dua cara, yaitu sebagai berikut.

a. Pertumbuhan penduduk eksponensial, dengan rumus sebagai berikut.

Rumus Pertumbuhan penduduk eksponensial

b. Pertumbuhan penduduk geometris, dengan rumus sebagai berikut.

Rumus Pertumbuhan penduduk geometris

Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
1 = bilangan konstanta geometris
e = bilangan eksponensial, nilainya 2,7182819
r = rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun (%)
n = lama waktu perhitungan

Secara umum laju pertumbuhan penduduk Indonesia mulai mengalami penurunan yang cukup tinggi pada dua dekade terakhir ini. Dalam periode 1980–1990 rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia adalah sekitar 1,97% pertahun, sedangkan dalam periode 1990–2000 menurun menjadi 1,49% pertahun. Provinsi yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Riau (4,35%), Papua (3,22%), dan Sulawesi Tenggara (3,15%). Adapun wilayah dengan tingkat pertumbuhan penduduk nya terendah antara lain Maluku (0,08%), DKI Jakarta (0,17%), dan Maluku Utara (0,48%).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar