Macam-Macam Organel Sel (Nukleus, Mitokondria, Ribosom, Lisosom, Peroksisom dan Mikrofilamen) -
Organe Sel atau organ kecil merupakan bagian isi sel di dalam
sitoplasma. Organel memiliki bentuk seperti kantong-kantong yang
berselaput dengan fungsi yang khas. Beberapa organel ada dalam
sitoplasma, antara lain:
a. Nukleus
Nukleus
merupakan organel terbesar dalam sel, terdapat di semua sel eukariotik,
kecuali sel-sel pembuluh floem dewasa dan sel darah merah mamalia
dewasa. Bentuk inti umumnya bulat hingga lonjong dengan garis tengah ±
10 µm (mikro meter) dan panjangnya ± 20 µm. Umumnya tiap sel hanya
memiliki satu inti, tetapi ada juga organisme yang memiliki inti lebih
dari satu. Contohnya, Paramecium yang memiliki dua inti, yaitu
mikronukleus dan makronukleus.
Nukleus
memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan sel, karena
berfungsi mengendalikan seluruh kegiatan sel. Hal ini disebabkan karena
inti sel mengandung informasi genetika dalam bentuk DNA
(deoxyribonucleic acid). DNA mampu mereplikasi (membuat tiruan diri)
yang diikuti oleh pembelahan inti. Sehingga, inti duplikasinya
mengandung DNA yang sama seperti induknya.
Nukleus
terbungkus oleh selaput inti dan mengandung kromatin, satu atau dua
nukleolus, dan nukleoplasma. Selaput inti terdiri atas dua lapis
membran. Selaput luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma,
retikulum endoplasma tertutup oleh ribosom dan terlibat dalam sintesis
protein. Pada selaput inti terdapat pori-pori yang memungkinkan
pertukaran zat-zat antara nukleus dan sitoplasma, misalnya keluarnya
RNAd (ribonucleic acid duta), masuknya protein ribosom, nukleotida, dan
molekul yang mengatur kegiatan DNA.
Di dalam
inti terdapat nukleoplasma atau getah inti yang berbentuk gel.
Nukleoplasma mengandung berbagai substansi kimia, seperti ion-ion,
protein, enzim, dan nukleotid. Kromatin tersusun atas untaian DNA yang
terikat pada protein dasar. Kromatin berarti materi berwarna, karena
sifatnya yang mudah menyerap warna agar bisa dilihat di bawah mikroskop.
Pada proses
pembelahan sel, kromatin menyerap zat pewarna secara intensif sehingga
lebih mudah dilihat. Benang kromatin mengerut (memendek) menyerupai
benang terpilin yang disebut kromosom.
Nukleolus
memiliki bentuk bulat, terdapat di dalam nukleoplasma yang berfungsi
dalam pembuatan RNA. Selain itu, nukleolus mengandung banyak DNA yang
bertindak sebagai organisator nukleus dan mengandung salinan gen-gen
yang memberi kode RNA ribosom. Nukleolus akan melarut dan tidak tampak
lagi dalam profase (tingkat awal dalam proses pembelahan sel) dan akan
dibuat lagi oleh organisator pada akhir pembelahan sel (telofase).
b. Mitokondria
Mitokondria
adalah benda-benda bulat atau berbentuk batang yang ukurannya berkisar
antara 0,2 μm sampai 5 μm. Jumlahnya berkisar dari hanya beberapa buah
sampai lebih dari 1000 buah per sel. Sel-sel yang aktif atau yang
memerlukan energi lebih besar memiliki mitokondria yang lebih banyak,
misalnya sel hati yang mengandung lebih dari 1000 mitokondria.
Setiap
mitokondria dibungkus oleh suatu membran ganda. Membran dalam maupun
membran luar terdiri atas suatu lapisan ganda molekul fosfolipid.
Membran luar bersifat licin, sedangkan membran dalam melipat
berulang-ulang menjadi lipatan-lipatan yang masuk ke dalam ruang
mitokondria sehingga membran dalam menjadi luas. Lipatan dalam ini,
disebut krista.
Di dalam
krista terdapat enzim untuk sistem transmite electron yang sangat
penting dalam mengubah energi potensial dari bahan makanan menjadi
energi potensial yang disimpan di dalam ATP. Energi ATP ini digunakan
oleh sel untuk melakukan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, mitokondria
cenderung berkumpul di daerah sel yang paling aktif, misalnya sel saraf
dan sel otot. Kedua jenis sel tersebut mengandung banyak mitokondria,
karena paling aktif terlibat dalam transmisi impuls listrik, kontraksi,
dan sekresi.
c. Ribosom
Ribosom
merupakan struktur yang paling kecil dengan garis tengah lebih kurang 20
nm, berbentuk bulat, dan tersuspensi dalam sitoplasma. Ribosom
mengandung RNA dan protein dengan perbandingan yang sama. Ribosom
berfungsi sebagai tempat pembuatan protein. Ribosom dapat terikat pada
membran retikulum endoplasma atau terdapat bebas dalam matriks
sitoplasma. Umumnya, ribosom yang menempel pada RE berfungsi mensintesis
protein untuk dibawa keluar sel melalui RE dan golgi kompleks.
Sedangkan,
ribosom yang terdapat dalam sitoplasma, mensintesis protein untuk
keperluan dalam sel. Dalam sel terdapat kelompok yang terdiri atas lima
atau enam ribosom yang disebut polisom yang merupakan unit fungsional
yang efektif dalam sintesis protein.
d. Retikulum endoplasma (RE)
Retikulum
endoplasma merupakan sistem membran yang sangat luas di dalam sel.
Retikulum endoplasma di bawah mikroskop elektron, tampak seperti rongga
atau tabung pipih yang saling berhubungan dan menutupi sebagian besar
sitoplasma. Membran-membran ini mempunyai struktur lipid protein yang
sama dengan membran lain dalam sel tersebut. Setiap membran pada
retikulum endoplasma memiliki satu permukaan yang menghadap sitosol dan
yang lain menghadap bagian dalam rongga tersebut.
Retikulum
endoplasma (RE) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu retikulum
endoplasma kasar (RE granular) yang banyak mengikat ribosom dan
retikulum endoplasma halus (RE agranular) yang hanya terdiri atas
membran saja.
Kedua macam
Retikulum endoplasma ini, dapat ditemukan di dalam satu sel yang sama.
RE agranular mempunyai peranan dalam proses sekresi sel dan sintesis
lemak, fosfolipid dan steroid. Sedangkan, RE granular berfungsi sebagai
tempat sintesis protein. Di samping itu, retikulum endoplasma juga
berfungsi sebagai sistem transpor substrat dan hasil-hasil dari
sitoplasma ke luar sel dan ke nukleus.
e. Badan golgi
Badan golgi
terdapat di dalam semua sel, kecuali sperma dewasa dan sel darah merah.
Badan golgi terdiri atas anyaman saluran yang tidak teratur yang tampak
seperti susunan membran yang sejajar tanpa granula. Bagian-bagian
tertentu saluran ini dapat membesar membentuk suatu kantung atau
vesikula yang berisi zat.
Badan golgi
amat penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi.
Badan golgi digunakan sebagai tempat penimbunan sementara protein dan
zat-zat lain yang dibuat dalam retikulum endoplasma.
Zat zat ini
dalam badan golgi dibungkus kembali dalam kantung-kantung besar
(vesikula). Kemudian vesikula tersebut bergerak ke permukaan sel
(membran plasma), lalu membran vesikula membuka dan mengeluarkan isinya
ke luar sel. Badan golgi juga merupakan tempat sintesis polisakarida,
misalnya pada mukus. Selulosa yang disekresikan oleh sel tumbuhan untuk
membentuk dinding sel, disintesis pada badan golgi.
f. Lisosom
Lisosom
adalah struktur yang agak bulat dan dibatasi oleh membran tunggal.
Diameternya sekitar 1,5 μm. Lisosom dihasilkan oleh badan golgi yang
penuh dengan protein. Lisosom mengandung berbagai macam enzim yang mampu
melakukan hidrolisis makromolekul-makromolekul, seperti polisakarida,
lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein di dalam sel.
Enzim-enzim
hidrolitik ini terkurung di dalam lisosom sehingga menghalangi mencerna
komponen-komponen dalam sel. Jika enzim-enzim hidrolitik ini merembes
keluar dari lisosom, maka isi sel dapat terhidrolisis. Oleh karena itu,
lisosom dinamakan kantung pembunuh diri.
Apabila
bahan di dalam sel harus dicerna, mula-mula bahan tersebut digabungkan
dengan lisosom, kemudian dihidrolisis. Bahan-bahan tersebut adalah
struktur subseluler lain, misalnya mitokondria yang telah berhenti
berfungsi, partikel-partikel makanan, atau bakteri yang merugikan.
Lisosom juga berperan penting untuk menghancurkan sel sel yang tidak
berfungsi lagi. Bila sel luka atau mati, lisosomnya membantu dalam
menghancurkannya. Misalnya, ekor kecebong yang secara bertahap
dihancurkan oleh lisosom.
g. Peroksisom
Peroksisom
besarnya hampir sama dengan lisosom (0,3 - 15 μm), dan dibatasi oleh
membran tunggal. Peroksisom dihasilkan oleh retikulum endoplasma.
Peroksisom juga penuh berisi enzim dan yang paling khas adalah katalase.
Enzim ini mengkatalis perombakan hidrogen peroksida (H2O2), yaitu
produk yang berpotensi membahayakan metabolisme sel.
Peroksisom
juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat, dan dalam
perubahan purin dalam sel. Pada hewan, peroksisom terdapat pada sel-sel
hati dan ginjal. Sedangkan, pada tumbuhan, terdapat pada berbagai tipe
sel. Peroksisom sel-sel tumbuhan sering mengandung bahan-bahan yang
terkristalisasi.
h. Mikrotubulus
Mikrotubulus
adalah silinder protein yang terdapat pada sebagian besar sel hewan dan
tumbuhan. Diameter luarnya kira kira 25 nm dan diameter lumennya
sekitar 15 nm. Protein yang membentuk mikrotubulin disebut tubulin. Ada
dua macam tubulin, yaitu α tubulin dan β tubulin. Kedua tubulin ini
memiliki susunan asam amino yang berbeda. Dua molekul (α tubulin dan β
tubulin) bergabung membentuk dimer.
Dimer adalah
blok bangunan yang membentuk mikrotubulus. Dimer membentuk dinding
silinder dalam bentuk heliks. Mikrotubulus bersifat kaku sehingga
penting dalam mempertahankan atau mengontrol bentuk sel.
Mikrotubulus
berperan dalam pembelahan sel, karena setiap kromosom bergerak ke kutub
pembelahan yang terikat pada gelendong mitotik yang dibentuk oleh
mikrotubul. Selain itu, mikrotubul berguna sebagai saluran bagi arus zat
sitoplasma di dalam sel dan merupakan komponen stuktural yang penting
dari silia dan flagela.
i. Mikrofilamen
Mikrofilamen
adalah serat tipis panjang berdiameter 5 - 6 nm, terdiri atas protein
yang disebut aktin. Banyak mikrofilamen membentuk kumpulan atau jaringan
pada berbagai tempat dalam sel, misalnya terbentuknya mikrofilamen yang
memisahkan kedua sel anak yang akan membelah. Selain itu, mikrofilamen
berperan dalam gerakan atau aliran sitoplasma. Mikrofilamen juga
merupakan ciri-ciri yang penting dalam sel yang berubah-ubah bentuknya.
Demikianlah
Materi Macam-Macam Organel Sel (Nukleus, Mitokondria, Ribosom, Lisosom,
Peroksisom dan Mikrofilamen), semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar