Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia II (Pithecanthropus dan Homo Sapiens) -
Hasil temuan Pithecanthropus erectus ini oleh para ahli purbakala
dianggap sebagai temuan yang amat penting, yaitu sebagai revolusi
temuan-temuan fosil manusia purba yang sejenis.
Jenis fosil
Pithecanthropus erectus ini diyakini sebagai missing link, yakni makhluk
yang kedudukannya antara kera dan manusia. Penemuan ini menggemparkan
dunia ilmu pengetahuan sebab seakan-akan dapat membuktikan teori yang
dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusinya.
Darwin dalam
bukunya yang berjudul The Descent of Man (Asal Usul Manusia) menerapkan
teori berupa perkembangan binatang menuju manusia dan binatang yang
paling mendekati adalah kera. Hal ini diperkuat penemuan manusia
Neanderthal di Jerman yang menyerupai kera maupun manusia.
Jenis ini
memiliki ciri hidung lebar, tulang pipi kuat, tubuhnya tinggi, dan
hidupnya masih dari mengumpulkan makanan (food gathering). Berdasarkan
banyaknya temuan di lembah Sungai Bengawan Solo maka Dr. Von Koenigswald
membagi lapisan Diluvium lembah Sungai Bengawan Solo menjadi tiga.
1) Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah) ditemukan jenis Pithecanthropus robustus.
2) Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah) ditemukan jenis Pithecanthropus erectus.
3) Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas) ditemukan jenis Homo soloensis.
c.
Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya meragukan), fosil ini ditemukan
di Sangiran pada tahun 1939 oleh Von Koenigswald yang berasal dari
lapisan Pleistosen Bawah.
d.
Pithecanthropus soloensis adalah manusia kera dari Solo yang ditemukan
oleh Von Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933
di Ngandong, tepi Sungai Bengawan Solo. Hasil temuannya ini memiliki
peranan penting karena menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang
kening.
3. Homo
Homo artinya manusia, merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan yang lain.
Ciri jenis manusia ini adalah
a. berat badan kira-kira 30 sampai 150 kg,
b. volume otaknya lebih dari 1.350 cc,
c. alatnya dari batu dan tulang,
d. berjalan tegak,
e. muka dan hidung lebar, dan
f. mulut masih menonjol.
Adapun temuan jenis Homo sebagai berikut.
a. Homo wajakensis (manusia dari Wajak)
Jenis ini
ditemukan di Wajak, Tulungagung pada tahun 1889 ketika Von Rietschoten
menemukan beberapa bagian tengkorak. Temuan ini kemudian diselidiki oleh
Dr. Eugene Dubois yang kemudian disebut Homo wajakensis. Lapisan
asalnya adalah Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek
moyang Homo soloensis serta menurunkan penduduk asli Australia. Oleh Von
Koenigswald, Homo wajakensis dimasukkan dalam Homo sapiens (manusia
cerdas) sebab sudah mengenal upacara penguburan.
b. Homo soloensis (manusia dari Solo)
Pada waktu
ahli geologi Belanda, C. Ter Haar, menemukan lapisan tanah di Ngandong
(Ngawi Jawa Timur) bersama Ir. Oppenoorth tahun 1931 – 1932. Mereka
menemukan sebelas tengkorak fosil Homo soloensis di lapisan Pleistosen
Atas yang kemudian diselidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich.
Berdasarkan keadaannya, jenis ini bukan lagi kera, tetapi sudah manusia.
c. Homo sapiens
Homo sapiens
artinya manusia cerdas. Homo sapiens berasal dari zaman Holosen, bentuk
tubuhnya sudah menyerupai manusia sekarang. Mereka sudah menggunakan
akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang.
Kehidupan Homo sapiens sederhana dan mereka masih mengembara.
Adapun ciri-cirinya adalah
1) volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
2) tinggi badan antara 130 – 210 m;
3) otot tengkuk mengalami penyusutan;
4) alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5) muka tidak menonjol ke depan;
6) berdiri dan berjalan tegak,
7) berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Jenis Homo
sapiens di dunia terdiri dari subspesies yang sampai sekarang dianggap
menurunkan berbagai manusia, yaitu sebagai berikut.
1) Ras
Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus. Ras Mongoloid
ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia
Tenggara.
2) Ras
Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan
hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara
(ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke
Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
3) Ras
Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal.
Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua
sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar