Materi

22.10.14

Jaringan Pada Tumbuhan Dikotil (Epidermis, Parenkim, Kolenkim, Sklerenkim dan Kambium)

Jaringan Pada Tumbuhan Dikotil (Epidermis, Parenkim, Kolenkim, Sklerenkim dan Kambium) - Organ akar, batang, dan daun tumbuhan tersusun atas berbagai jaringan. Jaringan merupakan kelompok sel sejenis yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.

Jaringan pada tumbuhan dikotil terdiri atas jaringan epidermis, parenkim, meristem, jaringan pengangkut berupa xilem dan floem, serta jaringan penyokong. Jaringan-jaringan ini akan membentuk struktur tubuh pada tumbuhan.

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel berbentuk empat persegipanjang dan terdiri atas satu lapis sel. Epidermis menutupi permukaan organ daun, batang, dan akar muda. Pada akar dan daun, permukaan epidermis biasanya ditutupi zat kimia (kutikula) yang berfungsi untuk mengurangi penguapan tanaman. Pada dinding sel epidermis tidak terjadi fotosintesis, karena tidak memiliki kloroplas, dan susunan antarselnya pun cukup rapat.

Pada organ tumbuhan tertentu, epidermis dapat mengalami modifikasi. Contohnya pada akar memiliki modifikasi berupa tonjolan keluar yang disebut rambut akar, pada bunga mawar, modifikasi berupa duri atau spina.

Jaringan Parenkim
2. Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim adalah jaringan yang memiliki bentuk sel segienam dan memiliki diameter yang sama ke berbagai arah (isodiametrik). Jaringan parenkim memiliki dinding sel yang tipis dengan ruang interseluler yang cukup banyak. Letak inti sel mendekati dasar sel (bersifat basalis).

Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar, karena jaringan ini dapat berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Dasar metabolisme dan reproduksi pada tumbuhan berasal dari aktivitas jaringan parenkim. Jaringan parenkim pada batang muda banyak yang mengandung kloroplas yang dinamakan klorenkim. Sel parenkim berperan untuk menyimpan cadangan makanan.

Cadangan makanan ini dapat ditemukan berupa larutan dalam vakuola atau dalam bentuk partikel padat maupun cair pada sitoplasma.

3. Jaringan Kolenkim

Ukuran dan bentuk sel kolenkim cukup beragam. Pada umumnya, sel ini berbentuk segienam. Pada potongan membujur, sel ini terlihat memanjang. Dinding sel kolenkim telah mengalami penebalan oleh selulosa dan pektin.

Penebalan yang terjadi tidak merata, biasanya terjadi pada bagian sudut-sudut sel. Adanya penebalan selulosa dan pektin pada jaringan kolenkim dapat meningkatkan kekuatan jaringan atau organ sehingga jaringan kolenkim disebut juga jaringan penyokong.

Selain itu, dengan adanya penebalan selulosa dan pektin membuat tumbuhan menjadi lentur. Sehingga, tidak mudah patah jika ada hembusan angin. Jaringan kolenkim adalah jaringan pertama hasil diferensiasi jaringan parenkim.

4. Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel yang mengalami penebalan dinding sekunder berupa lignin. Sel sklerenkim dapat berbeda bentuk, asal, dan perkembangannya. Berdasarkan bentuk sel penyusunnya, sklerenkim dibedakan menjadi dua macam, yaitu sklereid dan serabut (serat).

Sklereid adalah jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan penebalan dinding sel yang tebal. Pada sebagian besar tumbuhan, sklereid terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat di bagian dalam jaringan parenkim yang lunak. Biasanya, sel ini sudah mati dan ditemukan pada sel-sel penyusun tempurung kelapa (Cocos nucifera). Serabut ditemukan di berbagai tempat pada tumbuhan.

Serabut sklerenkim terdiri atas sel-sel yang memanjang dengan dinding sel yang tebal dan ujungnya lancip. Antara sel yang satu dengan sel yang lain saling menyambung. Adanya lapisan dinding sekunder, berupa lignin pada jaringan sklerenkim dapat memperkuat tubuh tanaman sehingga jaringan sklerenkim termasuk jaringan penyokong.

5. Jaringan Pembuluh

Jaringan pembuluh pada tumbuhan ada dua macam, yaitu pembuluh kulit kayu atau disebut juga pembuluh tapis (floem) dan pembuluh kayu (xilem). Mari cermati uraiannya.

a. Floem

Floem tersusun oleh kelompok sel yang memiliki bentuk, seperti piramid. Floem tersusun atas parenkim floem, serabut floem, buluh floem (buluh tapis), dan sel pengiring.

Parenkim floem berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan untuk memisahkan antara floem yang satu dengan floem yang lain.

Serabut floem merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi memperkuat pembuluh floem. Buluh floem (buluh tapis), yaitu suatu saluran atau pembuluh yang berperan mengangkut hasil fotosintetis dari daun ke seluruh tubuh tanaman. Sel pengiring (companion cell) adalah sel yang terletak sepanjang tubuh floem. Sel ini berfungsi menyuplai makanan ke sel-sel lain yang masih hidup.

b. Xilem

Berkas pembuluh xilem (pembuluh kayu) terdiri atas buluh kayu, trakeid dan serabut xilem. Buluh kayu adalah sel mati yang bentuknya memanjang berupa saluran. Saluran yang satu dengan saluran yang lain saling menyambung. Saluran ini berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke seluruh tubuh tanaman.

Trakeid merupakan komponen penyusun berkas pembuluh xilem yang tersusun atas sel-sel berbentuk lancip dan panjang dengan dinding sel yang berlubang-lubang. Dinding trakeid memiliki pori untuk meneruskan air dan mineral ke sel di sekitarnya. Serabut kayu atau serabut xilem berbentuk panjang dengan ujung-ujungnya saling berhimpit. Serabut xilem ukurannya lebih kecil dan lebih lancip daripada trakeid.

6. Jaringan Gabus

Sel gabus memiliki bentuk memanjang dan dinding selnya bergabus. Sel gabus banyak ditemukan di permukaan luar batang. Cabang dan akar lapisan gabus memiliki pori-pori, seperti spons yang berfungsi untuk melindungi organ tanaman dari kekeringan.

Lapisan gabus yang tebal terdapat pada batang yang tua, sel-selnya sudah mati, dan protoplasmanya sudah hilang sehingga diisi dengan udara. Hal ini menyebabkan gabus menjadi ringan. Sel gabus memiliki fungsi melindungi organ dari gangguan mekanik

7. Jaringan Kambium

Jaringan kambium merupakan jaringan dewasa yang bersifat meristimatis atau aktif membelah. Pada tanaman terdapat kambium gabus atau felogen. Kambium gabus atau felogen adalah kambium yang terletak di bawah epidermis batang dan akar yang tua. Felogen yang bekerja ke arah luar membentuk zat gabus sehingga menutupi epidermis yang dinamakan felem. Felogen yang aktivitasnya ke arah dalam dinamakan feloderm.

Di antara floem dan xilem atau antara kayu dan kulit kayu, terdapat kambium pembuluh atau kambium fasis. Kambium fasis ke arah luar membentuk kulit kayu, sedangkan ke arah dalam membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan aktivitas kambium ke arah dalam lebih aktif dibandingkan ke arah luar. Hal ini menyebabkan kulit kayu lebih tipis dari kayu. Kambium interfasis adalah kambium yang terdapat di antara berkas pembuluh dan dapat membentuk jari-jari empulur.

8. Jaringan Embrional

Pada tumbuhan terdapat dua titik tumbuh, yaitu titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang. Pada kedua titik tumbuh tersebut terdapat sel-sel yang aktif membelah dan bersifat meristematis.

Daerah meristem terletak di belakang tudung akar. Meristemapikal merupakan pusat pembelahan sehingga dihasilkan sel-sel meristem primer. Di belakang sel-sel meristem terletak daerah pemanjangan yang berfungsi menyimpan cadangan makanan dan berperan menekan ujung akar agar memanjang.

Titik tumbuh batang terletak pada ujung tanaman. Titik tumbuh batang disebut juga meristem apikal batang. Meristemapikal batang dibentuk oleh sel-sel yang membelah pada ujung tunas.

Demikianlah Materi Jaringan Pada Tumbuhan Dikotil (Epidermis, Parenkim, Kolenkim, Sklerenkim dan Kambium), selamat belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar