Diare anak adalah salah satu gejala
klinis pada anak yang paling sering ditemui oleh dokter di seluruh
Indonesia. Lebih dari 42% penyebab kematian pada anak umu 0-17 bulan
disebabkan oleh diare anak. Artikel ini akan membantu anda sebagai
dokter umum untuk mengenali, mengklasifikasi dan menatalaksana pasien
diare anak.
Pendekatan Klinis Pasien Diare Anak
Diare anak didefinisikan
sebagai keadaan dimana terdapat feses encer lebih banyak dari tiga kali
per hari pada anak. Ada dua hal yang harus dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis diare yang terdapat pada pasien yaitu waktu dan
adanya darah pada feses pasien. Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mengetahui lama diare yang dialami pasien. Apabila diare terjadi
sekurang-kurangnya 24 jam dan maksimal adalah 2 minggu, maka diare
diklasifikasikan sebagai diare akut. Apabila lebih dari dua minggu, maka
diare diklasifikasikan sebagai diare persisten.
Langkah kedua yang harus
anda lakukan adalah membedakan diare dan juga disentri. Diare yang
normal (diketahui juga bernama diare cair akut) umumnya berisi cairan
sedangkan disentri biasanya berisi darah dan mukus.
Setelah kita menentukan
jenis diare, langkah kedua yang harus kita lakukan adalah menentukan
apakah terdapat dehidrasi di dalam tubuh pasien. Berikut ini adalah
klasifikasi dari dehidrasi:
Kategori | Tanda dan Gejala |
Dehidrasi berat |
|
Dehidrasi ringan | Tanda berikut:
|
Tanpa rehidrasi | Tidak ada gejala yang cukup untuk diklasifikasikan dalam dehidrasi ringan ataupun berat |
Langkah terakhir yang harus
diketahui adalah memahami patofisiologi diare yang terjadi. Umumnya ada
dua jenis diare yang terjadi di tubuh manusia: diare osmotik dan diare
sekretorik. Diare osmotik terjadi apabila terdapat zat yang seharusnya
tidak masuk ke dalam usus besar. Sebagai contoh adalah sorbitol.
Sorbitol akan difermentasi di usus besar dan meningkatkan molaritas di
usus besar. Diare sekretorik biasanya terjadi karena infeksi, infeksi
yang umumnya menyebabkan diare sekretorik adalah infeksi rotavirus.
Konsep Klinik Penting: Diare Anak Fisiologis
Ada suatu
keadaan diare yang disebut dengan diare fisiologis. Diare fisiologis
terdapat pada anak yang sedang menyusui ASI. Pada pasien berumur 0-2
bulan dengan ASI eksklusif , buang air besar dari pasien bisa mencapai
8-10 kali per hari. Hal ini normal, karena kandungan ASI kaya akan
laktosa yang dapat meningkatkan osmolaritas lumen sistem
gastrointestinal. Biasanya tinja pasien lunak, berbentuk biji-bijian dan
berbau asam.
Bagaimana kita Menatalaksana pasien Diare?
Ada 5 konsep penting yang harus dikuasai oleh dokter dalam tatalaksana diare:
1.Rehidrasi
2.Dukungan Nutrisi
3.Suplementasi Zinc
4.Antibiotik Selektif
5.Edukasi
Rehidrasi:
Terapi rehidrasi sangat
tergantung dari derajat rehidrasi yang telah anda tentukan dari langkah
sebelumnya. Apabila tanpa dehidrasi maka anda dapat menggunakan rencana
terapi A sedangkan apabila dehidrasi yang anda rasakan dehidrasi dalam
skala ringan-sedang maka anda dapat ikut rencana terapi B sedangkan
apabila dehidrasinya berat, anda masuk dalam rencana terapi C
Rencana Terapi A
- Berikan lebih banyak cairan
- Beri tablet zinc
- Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
- Bawa anak peada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
- Anak harus diberi oralit di rumah
Rencana Terapi B
- Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan ddiberikan selama 4 jam pertama. Rata-ratanya adalah 75 mL/kg berat badan
- Jika anak minta minum lagi: Berikan minum sedikit demi sedikit, hal ini karena batas kapasitas lambung anak yang terbatas. Hanya 20 mL/kg berat badan anak.
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit sebelum memberikan rehidrasi oral lagi.
- Lanjutkan ASI apabila anak meminta
Setelah 4 jam:
- Menilai ulang derajat rehidrasi anak
- Tentukan talaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi
- Mulai beri makan anak di klinik
Apabila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B:
- Tunjukan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
- Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi (sesuai dengan terapi A)
- Jelaskan cara-cara terapi A untuk mengobati diare
Rencana TERAPI C
Untuk TERAPI C, kita
menggunakan cairan IV. Jumlah yang harus diberikan apabila pasien masuk
dalam klasifikasi C adalah 100 mL/kg berat badan pasien. Apabila tidak
terdapat cairan IV, maka anda dapat menggunakan pipa nasogastrik untuk
rehidrasi. Apabila tidak terdapat pipa nasogastrik juga, anda dapat
merujuknya ke tempat yang terdekat untuk mendapatkan rehidrasi
nasogastrik dan intravena.
Konsep Klinik Penting dalam Diare Anak : Oralit Lama vs Oralit Baru
Oralit telah lama diketahui
sebagai pengobatan lini pertama untuk mengobati diare anak. Yap,
sekarang sudah ditemukan suatu larutan oralit baru yang disebut dengan
ORALIT FORMULA BARU. Oralit ini memiliki kadar dan formula yang berbeda
dengan oralit biasa. Berikut ini adalah kandungan dari oralit formula
baru:
Natrium | 75 mmol/L |
Klorida | 65 mmol/L |
Glukosa | 75 mmol/L |
Kalium | 20 mmol/L |
Sitrat | 10 mmol/L |
Total Osmolaritas | 245 mmol/L |
Mengapa diperlukan oralit
NEW FORMULA? Jawabannya ada pada kenyataan bahwa ORALIT old formula
sering menyebabkan pasien hipernatremia sehingga dibutuhkan formula baru
oralit yang dapat mengurangi risiko hipernatremia pada balita.
Sebagai informasi, cairan
oralit baru ini bersifat HIPOTONIK, yaitu konsentrasinya lebih rendah
daripada cairan tubuh normal berbeda dengan cairan oralit lama yang
bersifat ISOTONIK. Minuman seperti energi drink/pocari sweat
diklasifikasikan sebagai minuman yang HIPERTONIK sehingga tidak boleh
diberikan pada pasien yang diare karena dapat memperparah diare
Bagaimana cara membuat
ORALIT? Larutkan 1 bungkus oralit formula baru kedalam 1 liter air
matang untuk persediaan 24 jam. Berikan larutan oralit pada anak setiap
kali anak buang air besar. apabila anak kurang dari dua tahun, berikan
50-100 ml larutan oralit. Sedangkan apabila anak lebih tua dari 2 tahun,
berikan 100 sampai 200 ml larutan oralit. Larutan oralit harus dibuang
apabila sudah lebih tua dari 24 jam.
Terapi Nutrisi
Terapi
nutrisi adalah hal nomor dua yang paling penting harus dilakukan pada
pasien diare anak. Makanan tetap diteruskan pada pasien sama seperti
anak sehat. ASI juga tetap diberikan pada pasien sama seperti biasanya.
Tujuannya adalah untuk mencegah pemburukan gizi.
Suplementasi Zinc
Tujuan diberikan zinc pada
pasien diare anak adalah untuk mengurangi lama dan beratnya diare yang
diderita oleh pasien. Zinc juga dapat mencegah berulangnya diare selama
2-3 bulan dan mengembalikan nafsu makan anak.
Mekanisme kerja Zinc adalah
sebagai kofaktor enzim superoksidase dismutase yang dapat mencegah
ikatan sulfida dan berkompetisi terhadap tembaga (Cu) dan besi (Fe).
Kedua zat ini sangat penting untuk sumber makanan dari bakteria.
Dosis Zinc untuk Mencegah Diare Anak
Untuk anak di bawah umur 6
bulan adalah 10 mg/kg/hari sedangkan untuk anak yang di atas umur 6
bulan adalah 20 mg/kg/hari. Zinc harus diberikan 10-14 hari meskipun si
anak sudah sembuh dari diare.
Antibiotik Selektif
Antibiotik biasa diberikan
dalam kasus diare anak secara selektif. Alasannya adalah karena keadaan
diare umumnya disebbakan oleh rotavirus yang tidak akan mempan diberikan
antibiotik. Diare berdarah (disentri) yang sering disebabkan oleh
Shigella adalah salah satu indikasi dari antibiotik.
Edukasi
Edukasi
diberikan kepada orang tua dan menasihati orang tua untuk mencari
pertolongan apabila terdapat komplikasi-komplikasi dari keadaan diare
anak. Kondisi yang mungkin terjadi seperti demam, tinja yang berdarah,
mutah yang terjadi berulang-ulang. Apabila pasien mengalami dehidrasi,
kita juga harus curiga kalau ada sesuatu yang tidak beres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar