Bioteknologi dengan Rekayasa Genetika dan Transplantasi Inti (nukleus)
- Keberhasilan Watson dan Crick menemukan model DNA, dan pemecahan
masalah sandi genetik oleh Nirenberg dan Mather membuka jalan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya di bidang rekayasa genetika. Sandi-sandi genetik pada gen (DNA) ini digunakan untuk penentuan urutan asam-asam amino pembentuk protein (enzim).
Pengetahuan ini memungkinkan manipulasi sifat makhluk hidup atau manipulasi genetik untuk menghasilkan makhluk hidup dengan sifat yang diinginkan. Manipulasi atau perakitan materi genetik dengan menggabungkan dua DNA dari sumber yang berbeda akan menghasilkan DNA rekombinan. Penggunaan DNA dalam rekayasa genetika untuk menggabungkan sifat makhluk hidup, karena DNA mengatur sifat-sifat makhluk hidup yang dapat diturunkan dan struktur DNA dari makhluk hidup apapun adalah sama.
Pengetahuan ini memungkinkan manipulasi sifat makhluk hidup atau manipulasi genetik untuk menghasilkan makhluk hidup dengan sifat yang diinginkan. Manipulasi atau perakitan materi genetik dengan menggabungkan dua DNA dari sumber yang berbeda akan menghasilkan DNA rekombinan. Penggunaan DNA dalam rekayasa genetika untuk menggabungkan sifat makhluk hidup, karena DNA mengatur sifat-sifat makhluk hidup yang dapat diturunkan dan struktur DNA dari makhluk hidup apapun adalah sama.
Ada beberapa
cara untuk mendapatkan DNA rekombinan melalui rekayasa genetika, di
antaranya adalah teknologi plasmid, fusi sel (teknologi hibridoma), dan
transplantansi inti.
Transplantasi
inti (nukleus) ialah pemindahan inti dari sel satu ke sel yang lain.
Sehingga diperoleh individu baru yang mempunyai sifat sesuai dengan inti
yang diterima. Transplantasi nukleus contohnya pada sel domba. Nukleus
dari sel-sel ambing domba yang diploid dimasukkan ke dalam ovum tanpa
inti sehingga terbentuk ovum berinti diploid dari ambing domba. Kemudian
ovum melakukan pembelahan mitosis berulangkali menghasilkan morula,
kemudian blastula.
Lalu
blastula diklonkan menjadi banyak sel dan inti dari setiap sel diambil
untuk dimasukkan ke dalam ovum tak berinti yang berbeda sehingga
terbentuk ovum diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum dikultur
secara in vitro dan akhirnya setiap ovum menjadi individu baru yang
memiliki sifat dan jenis kelamin yang sama.
E. coli
dipilih sebagai sel target karena E. coli mudah diperoleh dan
dipelihara, tidak mengandung gen yang membahayakan dan dapat membelah
diri setiap 20 menit sekali.
Demikianlah Materi Bioteknologi dengan Rekayasa Genetika dan Transplantasi Inti (nukleus), semoga bermanfaat.
Demikianlah Materi Bioteknologi dengan Rekayasa Genetika dan Transplantasi Inti (nukleus), semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar