Sejarah Kerajaan Pajang
- Berdirinya Kerajaan Pajang tidak lepas dari runtuhnya Kerajaan Demak
pada tahun 1568. Pada mulanya, Arya Penangsang yang menguasai Demak
berhasil dikalahkan oleh Jaka Tingkir. Oleh Jaka Tingkir, pusat Kerajaan
Demak dipindahkan ke Pajang, sebelah barat kota Solo (sekarang).
Sejak saat
itu, berakhirlah Kerajaan Demak dan berdirilah Kerajaan Pajang. Adapun
Demak pada saat itu, dijadikan wilayah kadipaten yang diserahkan kepada
Arya Pangiri (putra Sunan Prawoto).
Pada waktu
Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) memerintah Kerajaan Pajang, Ki Ageng
Pemanahan diangkat menjadi bupati di Mataram sebagai balas jasa atas
bantuannya mengalahkan Arya Penangsang. Setelah Ki Ageng Pemanahan
wafat, jabatan bupati di Mataram diberikan kepada Sutawijaya, putra
angkat Ki Ageng Pemanahan (lihat Sejarah Kerajaan Mataram).
Sepeninggal
Sultan Hadiwijaya pada tahun 1582, takhta Pajang menjadi rebutan antara
Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) dan Arya Pangiri (menantu
Hadiwijaya). Arya Pangiri merasa tidak puas dengan hanya menjabat
sebagai adipati di Demak. Pangeran Benawa disingkirkan dan hanya
dijadikan adipati di Jipang. Selama berkuasa, (1582 – 1586), Arya
Pangiri banyak melakukan tindakan yang meresahkan rakyat, sehingga
menimbulkan berbagai perlawanan.
Kesempatan
ini dimanfaatkan oleh Pangeran Benawa untuk menghimpun kekuatan dan
merebut kembali takhta Pajang. Dalam hal ini, Pangeran Benawa bekerja
sama dengan Sutawijaya (Mataram). Akhirnya, Arya Pangiri dapat
dikalahkan dan disuruh kembali ke Demak.
Setelah
Pajang kembali ke tangannya, Pangeran Benawa justru menyerahkan
kekuasaan Pajang kepada Sutawijaya. Hal ini dilakukannya karena Pangeran
Benawa merasa tidak mampu memimpin Pajang yang begitu luas. Sutawijaya
kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram (1586).
Sejak saat itu, berdirilah Kerajaan Mataram dengan Sutawijaya sebagai
rajanya. Adapun Pajang dijadikan kadipaten dan Pangeran Benawa sebagai
adipatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar