Sedikit pembahasan tentang materi bahasa indonesia, semoga berguna untuk anda.
Peristiwa penting yang menyangkut kehidupan bangsa kita, baik yang
menyangkut kepentingan masyarakat Indonesai masa kini maupun masa depan
adalah peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Peristiwa itu selalu
diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda yang sejak tahun 1978 sekaligs
dijadikan Hari Pemuda. Dalam peringatan itu dibacakan naskah Sumpah
Pemuda 1928 yang merupakan kutipan Putusan Kongres Pemuda-pemuda
Indonesia tahun 1928 sebagai berikut :
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonseia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonsia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah pemuda merupakan pernyataan kebulatan tekad yang dijalin oleh
tiga unsur yang saling berkaitan. Unsur pertama dan kedua merupakan
pengakuan terhadap tanah air Indosia yang satu, yang didukung oleh satu
kesatuan bangsa Indonesia. Unsur yang ketiga merupakan pernyataan tekad
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya
sebagai bahasa nasional dan pada tahun 1945 secara konstitusional,
seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36
dikukuhkan sebagai bahasa Negara.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan nasional,
(2) Lambang jati diri (identitas) nasional
(3) Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakng sosial budaya dan bahasanya dan
(4) Alat perhubungan antar budaya antar daerah.
Ejaan
Pendahuluan
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan
melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau
nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam
bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca.
Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah menggunakan
beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia
(waktu itu masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti
aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen. Peraturan ejaan
itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan
peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan, Mr. Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal
19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat
Keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang
baru itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah
diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16
Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat
dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur
hal-hal mengenai
(1) Pemakaian huruf,
(2) Penulisan huruf,
(3) Penulisan kata,
(4) Penulisan unsur serapan dan,
(5) Tanda baca.
Berikut ini disajikan beberapa segi yang dirasakan belum mantap
mengenai penerapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di dalam
pedoman itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pemakaian huruf,
penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan unsur serapan.
- Pemakaian Huruf
- Abdjad
Di dalam Abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
Huruf Dibaca Huruf Dibaca
A a
B be O o
C ce P pe
D de Q ki
E e R er
F ef S es
G ge T te
H ha U u
I i V fe
J je W we
K ka X eks
L el Y ye
M em Z zet
N en
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut bahasa Indonesia. Seperti :
Singkatan Dibaca Bukan Dibaca
ABC a-be-ce e-bi-ci
BBC be-be-ce bi-bi-ci
ICCU i-ce-ce-u a-si-si-yu
IGGI i-ge-ge-I ai-ji-ji-ai
IUD i-u-de ai-yu-di
LCC el-ce-ce el-si-si
LPG el-pe-ge el-pi-ji
YMCA ye-em-ce-a way-em-si-e
MTQ em-te-ki em-te-kyu
TV te-fe ti-fi
-
- Pemenggalan Kata pada Kata Dasar
Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar adalah sebagai berikut :
1) Kalau di tengah kata ada dua buah konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Contoh : pan-dai cap-lok
Swas-ta Ap-ril
2) Kalau di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih,
pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng)
dengan yang kedua.
Contoh : in-stru-men bang-krut in-tra
ul-tra ben-trok
3) Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk,
dipenggal serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh : la-pang-an pel-a-jar
Pe-nuh-i per-gi-lah
-
- Penulisan Nama Diri
Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya)
disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali
jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi
adat, hukum, atau kesejarahan.
Contoh : Universitas Padjadjaran
Universitas Gadjah Mada
Dji Sam Su
CV Oemar bakrie
Soetomo Poedjosoeparmo
Penulisan Huruf
- a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat
tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal
yang masih perlu diperhatikan :
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
Yang Mahakuasa
Bimbinglah hamba-Mu
Quran
Injil
atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu)
dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya)
dengan izin_ku (bukan dengan izinKu)
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk
menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Misalnya : Saya akan mengikuti misa di gereja itu.
Ia diangkat menjadi imam mesjid di kampungnya.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim Imam Hanafi
Sultan Hasanuddin Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.
Benar
Ayahnya menunaikan ibadah haji.
Sebagai seorang sultan, ia tidak bertindak sewenang-wenang.
Salah
Ayahnya menunaikan ibadah Haji.
Sebagai seorang Sultan, tidak bertindak sewenang-wenang.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
Letnan Kolonel Saladin
Presiden Carazon Aquino
Gubernur Irian Jaya
Rektor Universitas Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan : Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.)
Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel.
(bukan : Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi Kolonel.)
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Perhatikan pelulisan yang berikut.
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
kebelanda-belandaan
Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsa; nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Benar Salah
bangsa Indonesia Bangsa Indonesia
suku Melayu Suku Melayu
bahasa Spanyol Bahasa Spanyol
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
Benar Salah
tahun Masehi Tahun Masehi
bulan Agustus Bulan Agustus
hari Natal Hari Natal
Perang Candu perang Candu
Proklamasi Kemerdekaan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia Republik Indonesia
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya :
Benar Salah
Teluk Jakarta teluk Jakarta
Bukit Barisan bukit Barisan
Danau Toba danau Toba
Selat Karimata selat Karimata
Sungai Mahakam sungai Mahakam
Asia Tenggara Asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
Berlayar sampai ke teluk.
Jangan m,andi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-undang Dasar 1945
Perhatikan penulisan berikut :
Benar
Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah sebuah Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya :
Kapan Bapak berangkat ?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Katarina?
Perhatikan penulisan yang berikut .
Benar
Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.
Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu Pak Guru.
Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita.
Semua Adik dan Kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu pak guru.
Rumah pak lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan bu dokter penyakit saya tidak parah.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukan anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
- b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk
(1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan,
(2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
(3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.
Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca?
Surat kabar Suara dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garcinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
Huruf pertama kata tempe adalah t
- Penulisan Kata
Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
- Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Benar Salah
dikelola di kelola
ketujuh ke tujuh
- Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
Benar Salah
saptakrida sapta krida
sapta-krida
subseksi sub seksi
sub-seksi
nonkolaborasi nonkolaborasi
non-kolaborasi
- Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
Benar Salah
bertolak belakang bertolakbelakang
Bertolak-belakang
tanda tangani tandatangani
tanda-tangani
mendarah daging mendarahdaging
mendarah-daging
- Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Benar Salah
melatarbelakangi melatar belakangi
melatar-belakangi
menghancurleburkan menghancur leburkan
menghancur-leburkan
penyebarluasan penyebar luasan
penyebar-luasan
dibumihanguskan dibumi hanguskan
dibumi-hanguskan
- Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk Salah
non-Indonesia nonIndonesia
non Indonesia
non-Afrikanisme nonAfrikanisme
non Afrikanisme
- Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar Salah
anak-anak anak anak
undang-undang undang undang
terus-menerus terus menerus
- Kata depan di dan ke ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.
Benar Salah
di rumah dirumah
ke mana kemana
- Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
si pengirim sipengirim
si penerima sipenerima
si pemalu sipemalu
si pencuri sipencuri
- Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
satu per satu turun satu persatu turun
dua pertiga dua per tiga
- Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan Dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
DPR D.P.R
PT P.T.
SMP S.M.P
SD S.D.
- Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar Salah
sda. s.d.a.
ttd. t.t.d.
yad. y.a.d.
- Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
cm cm.
Rp Rp.
km km.
- Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Benar Salah
Golkar GOLKAR
Kowani KOWANI
Bappenas BAPPENAS
Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik
bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sansekerta, Arab, Pertugis,
Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia
dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang
pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesia masih dpat dibandingkan dengan bentuk
asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini
terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam
bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu
harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Baku Tidak Baku
apotek apotik
atlet atlit
atmosfer atmosfir
aktif aktip
aktivitas aktifitas
arkais arkhais
arkeologi arkheologi
akhir ahir ; akir
akhlak ahlak
advis adpis
advokat adpokat
adjektif ajektif
asas azas
asasi azasi
analisis analisa
menganalisis menganalisa
penganalisisan penganalisaan
ambulans ambulan
anggota anggauta
beranggotakan beranggautakan
keanggotaan keanggautaan
balans balan
definisi difinisi
depot depo
diferensial differensial
ekspor eksport
ekstrover ekstrovert
ekuivalen ekwivalen
esai esei
formal formil
Februari Pebruari
filologi philologi
fisik phisik
Foto photo
frekuensi frekwensi
film filem
hakikat hakekat
hierarki hirarki
hipotesis hipotesa
intensif intensip
insaf insyaf
ikhlas ihlas
ikhtiar ihtiar
impor import
intriver introvert
istri isteri
iktikad itikad
ijazah ijasah
izin ijin
ilustrasi illustrasi
jenderal jendral
jadwal jadual
kartotek kartotik
komedi komidi
konkret konkrit
karier karir
kaidah kaedah
khotbah khutbah
berkhotbah berkhutbah
konsepsional konsepsionil
konferensi konperensi
kreativitas kreatifitas
kongres konggres
kompleks komplek
katalitas katalisa
kuantum kwantum
konsekuensi konsekuwensi
kualifikasi kwalifikasi
kualitas kwalitas
kuarsa kwarsa
kuitansi kwitansi
kuorum kworum
kuota kwota
konfrontasi konfrontir
dikonfrontasi dikonfrontir
konsinyasi konsinyir
dikonsinyasi dikonsinyir
koordinasi koodinir, kordinir
dikoordinasi dikoordinir
konduite kondite
kategori katagori
dikategorikan dikatagorikan
konsesi konsessi
kelas klas
klasifikasi kelasifikasi
linguistik lingguistik
lazim lajim
likuidasi likwidasi
metode metoda
motif motip
motivasi motifasi
masyarakat masarakat
mantra mantera
manajemen managemen
manajer manager
massa masa (orang banyak)
masalah masaalah
masal massal
misi missi
November Nopember
nasihat nasehat
penasihat penasehat
nasionalisasi nasionalisir
dinasionalisasikan dinasionalisir
operasional operasionil
objek obyek
ons on
organisasi organisir
problem problim
problematik problimatik
positif positip
produktif produktip
produktivitas produktifitas
psikis psikhis
psikologi psikhologi
paspor pasport
putra putera
putri puteri
produksi produsir
memproduksi memprodusir
proklamasi praklamir
diproklamasikan diproklamirkan
profesi professi
keprofesian keprofessian
profesor professir
rasional rasionil
resistans resistan
rezeki rejeki
risiko resiko
sistem sistim
sistematika sistimatika
sistematis sistimatis
spesies spesis
sintetis sintesa
spiritual spirituil
subjek subyek
sintesis sintesa ; sintese
syakwasangka sakwasangka
syukur sukur
mensyukuri mensukuri
sah syah
sahih syahih
saraf syaraf
sutera sutra
standar standard
standardisas standarisasi
survai survei
sukses sakses
teori tiori
teoretis teoritis
telegram tilgram
telepon tilpun
tradisional tradisionil
tafsiran tapsiran
tarif tarip
teknik tehnik
teknisi tehnisi
teknologi tehnologi
teleks telek
tripleks triplek
terampil trampil
keterampilan ketrampilan
terap trap
penerapan penetrapan
transpor transport
transportasi transportir
teladan tauladan
keteladanan ketauladanan
diteladani ditauladani
tim team
terjemah terjamah
varietas varitas
wujud ujud
berwujud berujud
perwuudan perujudan
zaman jamah
PEMAKAIAN KALIMAT
Pengertian Kalimat
Orang berbahasa tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi
dengan merangkaikannya menjadi bentukuntaian kata yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Untaian kata yang mengungkapkan pikiran secara utuh
itu disebut kalimat. Dalam sebuah karangan tertulis atau surat, kalimat
itu merupakan bagian terkecil sebagai unsur pembentuknya. Paling tidak,
kalimat itu merupakan titik tolah ataubagian awal sebuah karangan. Agar
dapat dipahami lebih jelas mengenai kalimat itu, perhatikanlah contoh
petikan karangan beriktu ini.
Ujian telah lama berakhir. Bahkan, sudah diumumkan hasilnya. Fernando
sudah meraih tanda tamat belajar SMA jurusan ilmu pengetahuan sosial
dengan nilai baik sekali. Ia tidak berhasil menjadi juara umum di
sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga. Walaupun demikian, ini pun sudah
merupakan prestasi yang gemilang, mengingat bahwa disamping belajar ia
harus melakukan kegiatan lain yang tidak ringan, yaitu mengurusai
pemasangan pompa sumur untuk para petani di desanya.
Pada contoh di atas, kita dapat menemukan lima buahkalimat yang membangun bagian karangan itu, yaitu
(1) Ujian telah lama berakhir.
(2) Bahkan, sudah diumumkan hasilnya.
(3) Fernando sudah meraih tanda tamat belajar SMA jurusan ilmu pengetahuan sosial dengan nilai baik sekali.
(4) Ia tidak berhasil menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga.
(5) Walaupun demikian, ini pun sudah merupakan prestasi
yang gemilang, mengingat bahwa disamping belajar ia harus melakukan
kegiatan lain yang tidak ringan, yaitu mengurusai pemasangan pompa sumur
untuk para petani di desanya
Kalimat sebagai unsur dasar pembentuk karangan dalam wujud tulisan mempunyai ciri-ciri berikut :
- Kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) atau mungkin juga dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!).
- Di tengahnya dipakai spasi san tand baca seperti koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda hubung (-).
Contoh kalimat (1) sampai dengan (5) adalah kalimat yang utuh. Untuk
mengetahui keutuhan sebuah kalimat, kita dapat mengamati contoh kalimat
(1) Ujian telah lama berakhir. Misalnya. Kata Ujian dan berakhir
dalam kalimat itu merupakan kata-kata yang diperlukan. Jika salah satu
di antaranya kita hilangkan sehingga kalimat itu menjadi (a) Ujian telah lama atau (b) telah lama berakhir,
pernyataan (a) dan (b) merupakan bentuk pengungkapan pikiran yang tidak
utuh lagi. Dengan perkataan lain, bentuk pengungkapan pikiran itu
merupakan kalimat yang tidak benar.
Kebenaran sebuah kalimat, selain ditentukan oleh keutuhan unsur-unsur pikiran, ditentukan juga oleh
- Kelugasan penyusunannya (tidak rancu);
- Urutan kata-katanya;
- Ketepatan pemakaian kata-kata penghubungnya atau perangkainya;
- Kecermatan memilih kata-katanya;
- Kebenaran menggunakan bentuk kata-katanya.
Berikut ini dikemukakan beberapa kesalahan kalimat yang disebabkan
ileh (1) penulisan kalimat yang tidak utuh, (2) pemakaian bentuk kata
yang rancu, (3) pemakaian keterangan yang tidak lengkap, (4) urutan kata
yang menyalahi aturan berbahasa Indonesia, (5) pemakaian kata atau
ungkapan penghubung yang tidak tepat, dan (6) pemakaian bentuk dan
pilihan kata yang tidak cermat.
Penulisan Kalimat yang Tidak Utuh
Yang tergolong ke dalam jenis kesalahan seperti ini adalah kalimat
yang menghilangkan salah satu atau beberapa bagian kalimat yang
kehadirannya wajib atau menentukan kelengkapan kalimat itu.
Contoh :
(1) Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
(2) Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap.
(3) Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.
Ketidakbenaran kalimat (1) adalah bahwa kalimat itu tidak menampilkan apa atau siapa yang menghasilakan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. Bagian itu dalam kalimat (1) dihilangkan sehingga pikiran yang diungkapkan kalimat tersebut menjadi tidak utuh lagi.
Dalam kalimat (2) kita tidak melihat bagian kalimat yang menyatakan perbuatan apa atau dalam keadaan apa yang dilakukan atau dialami oleh kegagalan proyek itu
sehingga dengan hilangnya bagian itu, kalimat menjadi tidak utuh lagi.
Lebih-lebih lagi, dalam kalimat (3) ada beberapa bagian yang
dihilangkan, yaitu bagian yang menyatakan siapa yang berbuat dan jenis perbuatan apa yang dilakukannya yang diterangkan oleh tenun ikat yang khas Timor Timur itu.
Jika kalimat (1), (2), dan (3) kita betulkan menjadi kalimat yang utuh, kalimat-kalimat itu kita ubah menjadi
(1) Dalam musyawarah itu mereka menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
(2) Kegagalan proyek itu terjadi karena perancangan yang tidak mantap.
(3) Tenun ikat yang dipakai oleh Raja Los Palos tergolong ke dalam tenun ikat yang khas, yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.
Kalimat (1) dapat juga kita betulkan dengan tidak menambahkan bagian lain ke dalam kalimat, tetapi dengan mengubah bentuk menghasilkan menjadi dihasilkan sehingga kalimat itu menjadi
Dalam musyawarah itu dihasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
Atau dapat juga dibetulkan dengan cara menghilangkan kata dalam sehingga kalimat menjadi
Musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
- Pemakaian Bentuk Kata yang Rancu
Kesalahan kalimat seperti itu dimungkinkan karena penulis (pemakai
bahasa) mengacaukan dua macam pengungkapan kalimat atau lebih. Misalnya :
(4) Meskipun negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.
Yang dirancukan dalam kalimat (4) itu adalah
Meskipun negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.
Dan
Negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.
Jadi, kerancuan yang tampak pada kalimat (a) itu adalah pemakaian sekaligus kata meskipun dan tetapi dalam sebuat kalimat.
Pemakaian Keterangan yang Tidak Lengkap
Jenis kesalahan seperti ini pada umumnya terdapat dalam penulisan surat resmi (surat dinas dan surat niaga). Misalnya :
Memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami.
Kalimat di atas terasa janggal jika urutan bagian-bagiannya diubah menjadi
(5a) Bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami memenuhi permintaan Saudara.
Kalimat (5a) itu akan terasa lebih lancar jika bagian memenuhi permintaan Saudara itu didahului dengan kata untuk sehingga kalimat itu menjadi
(5b) Bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami untuk memenuhi permintaan Saudara.
Apabila dikembalikan posisinya ke posisi semula, kalimat itu menjadi
(5c) ) Untuk memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami
Urutan Kata yang Menyalahi Aturan Berbahasa Indonesia
Kesalahan penulisan kalimat juga terjadi karena urutan katanya tidak
sesuai dengan kaidah kalimat bahasa Indonesia. Kesalahan seperti itu
dapat dilihat pada contoh berikut.
(6) Saya telah umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu
kita bangun untuk merayakan hari ulang tahun negara kita yang ke-45.
Kesalahan urutan kata pada kalimat (6) tampak pada bagian saya telah umumkan pada hari ini, dan ulang tahun negara kita yang ke-45. Menurut kaidah penulisan kalimat bahasa Indonesia, urutan kata pada bagian-bagian itu hendaklah diubah menjadi telah saya umumkan, pada hari ini, dan ulang tahun ke-45 negara kita.
Dengan perubahan urutan kata seperti yang telah dilakukan itu, kalimat berikut ini menjadi kalimat yang benar.
(6a) Telah saya umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk merayakan hari ulang tahun ke-45 negara kita.
Pemakaian Kata atau Ungkapan Penghubung yang Tidak Tepat
Yang dimaksud dengan kata atau ungkapan penghubung dalam pembicaraan
ini ialalah semua kata atau ungkapan yang dipergunakan oleh penulis
(pemakai bahasa) untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Kata
penghubung antarbagian kalimat yang lazim dipakai dalam penulisan
kalimat antara lain kata dan, atau, tetapi, ketika, jika, asalkan, agar, supaya, meskipun, sebagai, sebab, karena, dan bahwa.
Pemakaian kata penghubung antarbagian kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.
(1) Bu Siska adalah seorang guru teladan dan anak-anaknya pun pandai-pandai pula.
(2) Fernadez ingin menjadi juara umum di sekolahnya tetapi ia hanya berhasil menjadi juara tiga.
(3) Pa Mario tidak masuk kantor hari ini karena sakit.
(4) Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya berusaha keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
(5) Gubernur mengumumkan bahwa kota Mataram, tahun depan akan menjadi kota wisata.
(6) Pembangunan di bidang pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Timur terus ditingkatkan agar kehadiran para wisatawan asing terus meningkat.
(7) Di kampung kami dipasang dua puluh sumur pompa ketika musim kemarau sangat panjang.
Menurut kenyataannya, dalam pemakaian bahasa Indonesia sehari-hari
sering ditemukan beberapa kesalahan, yaitu makin kaburnya batas
pemakaian penghubung antarbagian kalimat dan penghubung antarkalimat.
Contoh :
(a) Pak Carlos menghadapi persolalan yang berat di kantornya. Tapi ia pun dengan sabar dapat menyelesaikannya.
(b) Kabupaten Los Palos dikenal dengan kain tenun ikatnya. Yaitu tenun ikat khas Timor Timur yang dahulu hanya dipakai raja-raja.
Kata tapi dan yaitu yang seharusnya berfungsi
sebagai penghubung antarbagian kalimat, dipakai juga sebagai penghubung
antarkalimat. Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.
(c) Pak Carlos menghadapi persoalan yang berat di kantornya, tetapi ia pun dengan sabar dapat menyelesaikannya.
(d) Kabupaten Los Palos dikenal dengan kain tenun ikatnya, yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur yang dahulu dipakai oleh raja-raja.
Ungkapan penghubung yang berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak banyak jumlahnya.
Yang lazim dipakai dalam bahasa Indonesia antara lain (oleh) karena itu, namun, kemudian, setelah itu, bahkan, selain itu, sementara itu, walaupun demikian, sehubungan dengan itu.
Contoh pemakaiannya dapat dilihat seperti di bawah ini.
(e) Pembangunan di bidang pariwisata terus ditngkatkan. Oleh karena itu, kehadiran wisatawan asing di Indonesia setiap tahun terus bertambah.
(f) Musim kemarau tahun ini di desa kami sangat lama. Walaupun demikian, berkat pemasangan sumur pompa bahasa kekeringan dapat diatasi.
Kesalahan pemakaian ungkapan penghubung antarkalimat sama halnya
dengan kesalahan pemakaian kata penghubung antar bagian kalimat yaitu
pemakaian kedua jenis penghubung itu dikaburkan seperti contoh berikut
ini.
(g) Saya tidak sependapat dengan mereka, namun demikian saya tidak akan menentangnya.
(h) Fernadez anak yang tergolong pandai di sekolahnya bahkan ia pernah menjadi juara ketiga.
Jika ungkapan penghubung antarkalimat digunakan dengan benar, kalimat itu seharusnya ditulis sebagai berikut.
(g1) Saya tidak sependapat dengan mereka. Namun, saya tidak akan menentangnya.
(g2) Fernandez anak yang tergolong pandai di sekolahnya. Bahkan, ia pernah menjadi juara ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar