Pengertian Jenis-Jenis Sejarah (Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosial dan Sejarah Politik)
- Sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan mempelajari pengetahuan pada
masa lampau dalam lingkup kehidupan manusia. Kejadian dalam sejarah itu
dapat digolongkan dalam beberapa jenis sejarah sehingga dalam pembahasan
sejarah lebih terfokus pada suatu masalah, walaupun dalam pembahasan
itu juga terkait dengan berbagai masalah.
Oleh karena
itu, yang dimaksud jenis dan kategori sejarah adalah perpaduan ciri-ciri
yang pada dasarnya dianggap sebagai karakteristik kelompok dan adanya
kemampuan menampilkan jenis atau tipe sejarah. Menurut Louis Gattaschalk
dalam bukunya yang berjudul Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho
Notosusanto tahun 1975, ia membagi sejarah dalam tiga jenis:
1. yang menentukan kelangsungan hidup rekaman sejarah hanya kebetulan ditemukan;
2. untuk penulisan sejarah di masa mendatang dengan teknik sampling, akan diperoleh tokoh sejarah yang konkret;
3. penulisan
sejarah yang menggunakan contoh par excellen, yaitu seorang individu
terkemuka dalam bangsanya yang memiliki watak mampu memperbaiki perilaku
bangsanya secara optimal menyeluruh.
Ada juga yang membagi sejarah berdasarkan pada fokus masalah sebagai berikut.
1. Sejarah geografi
Sejarah
geografi ini dikaitkan dengan masalah sejarah yang memiliki keterkaitan
dengan geografi, untuk menjawab pertanyaan "di mana peristiwa itu
terjadi?" baik secara langsung maupun tidak langsung. Peristiwa sejarah
dalam sejarah geografi ini dikaitkan dengan tempat dan lokasi
kejadiannya.
Oleh karena
itu, ilmu pengetahuan tentang geografi (ilmu geografi) sangat
diperlukan, kemudian muncul pertanyaan "mengapa di tempat tersebut?".
Selain itu, pengetahuan geografi juga penting dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia, luas wilayah Indonesia dan keadaan alam ikut mendukung
terjadinya suatu peristiwa sejarah. Bahkan adat istiadat pun juga
mengambil peran. Begitu juga keadaan alam, dapat dipakai sebagai
pertimbangan untuk menciptakan strategi dalam perang.
2. Sejarah ekonomi
Ilmu
pengetahuan yang membahas adanya upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhannya disebut ilmu ekonomi. Manusia tidak ada yang dapat memenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya itu, mereka membutuhkan bantuan orang atau pihak lain. Keadaan
inilah yang kemudian menimbulkan terjadinya sistem ekonomi dalam
masyarakat (sistem ekonomi kemasyarakatan).
Masyarakat
Indonesia mulai mengenal sistem ekonomi sejak masa bercocok tanam dengan
sistem barter (barang ditukar dengan barang) sebab belum mengenal
sistem ekonomi uang. Perdagangan di Nusantara berkembang pesat,
terbukanya jalan dagang darat (jalan sutra) yang kemudian muncul jalan
dagang laut (jalan dagang rempah-rempah) membuat perdagangan Nusantara
semakin marak, sehingga peran aktif pedagang Indonesia semakin tampak
dalam hubungan antarbangsa.
Melalui
hubungan perekonomian dan majunya perdagangan inilah banyak pedagang
Cina dan India yang masuk ke nusantara. Keberadaan mereka berpengaruh
besar, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan religius. Bahkan
kerajaan-kerajaan Nusantara dapat dikenal di luar negeri akibat
banyaknya pedagang-pedagang asing yang singgah di kerajaan pada masa
itu. Dengan demikian sejarah ekonomi bangsa Indonesia berkembang dari
tingkat sederhana ke arah ekonomi luas bahkan mampu menembus ekonomi
internasional.
3. Sejarah sosial
Sejarah
sosial bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Masalah sosial menjadi pendorong munculnya
peristiwa-peristiwa sejarah. Sejarah sosial mengalami proses
perkembangan sesuai dengan perkembangan taraf hidup manusia.
Ketika masa
bercocok tanam, kehidupan sosial mulai tumbuh, gotong royong dirasakan
sebagai kewajiban yang mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
hidup secara bersama-sama dalam satu kelompok sosial, mereka masih food
gathering (mengumpulkan makanan) yang kemudian meningkat ke food
producing (menghasilkan makanan).
Sejarah
sosial terus mengalami perkembangan selaras dengan perkembangan
masyarakatnya dari yang paling sederhana ke tingkat yang lebih maju.
Munculnya modernisasi masyarakat pun akan terus membangun kemajuan
sosial. Seperti dalam taraf hidup yang sederhana di masa bercocok tanam,
maka upaya sosial muncul dengan masyarakat gotong-royong yang dirasakan
sebagai hal yang wajib dalam kehidupan bermasyarakat luas bahkan kepada
aturan-aturan masyarakat yang perlu mereka taati bersama untuk dijaga
kelestariannya.
Setelah
masuknya hinduisme, kehidupan sosial masyarakat semakin baik, bahkan
mereka secara sukarela dan bersama mampu menghasilkan bangunan yang amat
besar dan dianggap suci, seperti candi Prambanan dan Borobudur.
Masyarakatnya jujur, taat kepada sang pencipta secara sukarela, juga
taat kepada para pemimpin bahkan di dalam keluarga mereka taat dan
saling menghormati.
Pada masa
Hindu-Buddha inilah di Indonesia muncul kerajaan yang pertama, seperti
Kerajaan Kutai pada abad ke-5, Tarumanegara, kemudian Sriwijaya di
Sumatra. Hubungan yang erat terjadi di dalam atau di luar istana,
walaupun mempunyai satu arah pada istanasentris bahkan muncul
pengultusan pada raja.
Di zaman
Islam, seiring dengan berkembangnya kerajaan Islam di Nusantara
masyarakat sudah mulai teratur, kehidupan sosial semakin tampak membawa
kesejahteraan dan perbaikan sosial. Kehidupan demokrasi mulai tertata
melalui sistem kerajaan. Sistem ini kemudian dikembangkan di tengah
masyarakat luas dengan cara mengurangi sikap feodal sebab para raja
Islam telah memberikan contoh kehidupan yang demokratis. Oleh karena
itu, masalah sosial tidak lepas dari perkembangan hidup masyarakat yang
menciptakan perkembangan sejarah umat manusia.
4. Sejarah ketatanegaraan dan sejarah politik
Pembicaraan
tentang sejarah ketatanegaraan atau sejarah politik sebenarnya berawal
dari zaman pras aksara. Hanya saja, bagaimana perkembangan atau wujud
dari hal tersebut banyak ahli yang menafsirkan berbagai macam, misalnya,
primus inter pares.
Berdasarkan
peninggalan sejarah diungkapkan bahwa zaman praaksara berbentuk
kesukuan. Namun setelah pengaruh Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara,
muncul sistem baru, yaitu kerajaan, misalnya, Kerajaan Kutai. Sistem
kerajaan berkembang luas di Nusantara, baik di Jawa atau di luar Jawa
muncul banyak kerajaan Hindu dan Buddha.
Masuknya
agama Islam ke Nusantara memberi angin baik bagi pertumbuhan kerajaan,
sebab memunculkan sistem baru dalam istana. Pada zaman Islam, gelar
kepala negaranya adalah sunan atau sultan, itulah salah satu bentuk
perkembangan sejarah ketatanegaraan. Ada juga yang membagi jenis sejarah
secara geografis sebagai berikut.
a. Sejarah dunia
Sejarah
dunia menceritakan peristiwa penting sejumlah negara, menyangkut
hubungan antarnegara, serta peristiwa dan fakta sejarah dari banyak
negara di belahan dunia ini. Banyak ahli sejarah dan para peneliti telah
mempublikasikan sejarah dunia, seperti sejarah negara-negara Eropa,
sejarah negara-negara Asia, sejarah Mesir, sejarah Afrika, dan sejarah
Australia yang telah dibentangkan secara panjang lebar dari aspek
politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang terjadi pada kawasan
negara-negara tersebut.
Contoh
penulisan sejarah dunia adalah buku Soebantardjo yang berjudul Sari
Sejarah Asia – Australia. Buku ini menceritakan mengenai negara Jepang,
Tiongkok (Cina), India, Ceylon (Sri Lanka), Birma (Myanmar), Malaya,
Muangthai (Thailand), Indocina, Iran, Afghanistan, Arab, Siria, Libanon,
Irak, Yordania, Palestina, Mesir, Turki, dan Australia. Selain itu,
Soebantardjo juga menulis sejarah negara-negara Eropa dan Amerika. Jadi,
sejarah dunia menceritakan bagaimana situasi negara-negara di seluruh
kawasan dunia ini dan hubungannya satu dengan yang lainnya.
b. Sejarah nasional
Sejarah
nasional menceritakan sejarah bangsa Indonesia mulai sejak pertumbuhan
sampai sekarang. Sejarah zaman purbakala memuat bagaimana keadaan dan
kemampuan masyarakat nenek moyang kita, kepercayaannya, serta
hasil-hasil budayanya. Setelah kedatangan Hindu, diceritakan pula
bagaimana wujud akulturasinya, kemudian diceritakan pula masuknya Islam
serta kedatangan bangsa barat yang akhirnya muncul penjajahan.
Gerakan
nasional Indonesia memaparkan bagaimana giatnya perjuangan nasional yang
puncaknya adalah proklamasi serta usaha mengisi kemerdekaan. Beberapa
gangguan keamanan muncul serta adanya usaha Belanda untuk menguasai
kembali, meskipun pada akhirnya mampu kita atasi dan kita pertahankan
tanah air ini. Memasuki zaman modern sekarang ini pun bangsa Indonesia
masih terus membuat sejarahnya. Contoh penyusunan sejarah nasional
dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan diterbitkan sebagai
Buku Sejarah Nasional Indonesia dalam enam jilid.
c. Sejarah lokal
Sejarah
lokal mengandung pengertian suatu peristiwa yang terjadi pada masa
lampau dan hanya terjadi di suatu daerah atau tempat tertentu yang tidak
menyebar ke daerah lain di Indonesia. Peristiwa-peristiwa yang muncul
hanyalah dari daerah tertentu dan memuat masalah-masalah yang ada di
daerah tertentu itu juga, misalnya, sejarah lokal tentang kampung
Minahasa, sejarah suku Toraja, masyarakat Nias, atau suku Dayak di
Kalimantan. Dalam sejarah lokal muncul tokoh-tokoh lokal yang
memperjuangkan wilayahnya, misalnya, perjuangan Imam Bonjol dari Sumatra
Barat, perjuangan Teuku Umar dari Aceh, perjuangan Pangeran Diponegoro
dari Jawa (Yogyakarta), dan pahlawan-pahlawan lain dari berbagai daerah
di Nusantara.
Sejarah
lokal merupakan sejarah yang penting, namun sering kali kita justru
memperoleh sumber-sumber dari negara lain (misalnya, Belanda), walaupun
banyak juga kita temukan bukti-bukti sejarah dari pelosok tanah air.
Barang bukti sejarah yang sudah pindah tangan ke negara lain, misalnya,
kitab asli Negara kertagama dan patung Ken Dedes (Prajna Paramita) yang
berada di negara Belanda.
Masyarakat
yang dinamis dan berkembang memang terjadi di mana-mana, namun di sisi
lain dampak dari perkembangan ini sangat menyulitkan pengungkapan bukti
sejarah lokal dikarenakan adanya percepatan pembangunan, pergantian
generasi, serta perkembangan penduduk yang pesat sehingga menambah
semaraknya negeri ini.
Sejarah
lokal dapat dikategorikan menjadi sejarah peristiwa masa silam, sejarah
mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara, sejarah yang membentangkan
peranan petani dan para priyayi serta kuli kontrak di zaman Belanda, dan
sejarah lokal yang membentangkan keadaan masa kuno sampai sekarang
mengenai tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan pada daerah-daerah
tertentu. Oleh karena itu, dapat kita perhatikan bagaimana kenyataan
dalam penulisan sejarah lokal sebagai berikut.
1) Sejarah
lokal hanya membicarakan daerah tertentu saja, misalnya, sejarah
kabupaten Madiun, sejarah kabupaten Tegal, atau sejarah Yogyakarta.
2) Sejarah lokal lebih menekankan struktur daripada prosesnya.
3) Sejarah lokal hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap terkenal di suatu daerah.
4) Sejarah lokal hanya membahas aspek tertentu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar