Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup (Sistem Alami, Sistem Buatan dan Sistem Filogenik) -
 Seiring dengan perkembangan zaman, sistem klasifikasi makhluk hidup 
dilakukan dengan alasan-alasan tertentu yang dimulai dan dirintis oleh 
ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai sekarang. 
Hal ini 
dikarenakan adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan 
perkembangan peradaban manusia. Ada beberapa alasan yang digunakan para 
ahli sebagai dasar sistem klasifikasi. 
Untuk itulah
 sistem klasifikasi, dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok, 
yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.
Kita sudah 
mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya 
persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup 
secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, 
sapi, kuda, dan harimau. 
Jika kita 
lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu 
mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang 
dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan 
demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan 
terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami.
Dibandingkan
 sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, 
sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi 
sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von 
Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang 
ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak 
Taksonomi”.
Klasifikasi 
makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan 
struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.
a. Mengamati
 dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar 
maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
b. Apabila 
ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu 
kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
c. 
Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang 
didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis 
makhluk hidup yang dikelompokkan.
Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut.
| 
Kingdom/Regnum | 
: dunia/kerajaan | 
| 
Filum/Divisio | 
: bagian/keluarga besar | 
| 
Klassis             | 
: kelas | 
| 
Ordo | 
: bangsa | 
| 
Familia | 
: suku | 
| 
Genus | 
: marga | 
| 
Species | 
: jenis | 
Keterangan :
Kingdom untuk hewan dan Regnum untuk tumbuhan 
Filum untuk hewan dan Divisio untuk tumbuhan
Jika kita 
perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai 
dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. 
Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi 
sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya 
mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.
Tiap 
tingkatan kelompok inilah yang disebut takson. Takson disusun dari 
tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi 
tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki 
oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, 
maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk
 hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang 
sedikit. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar berikut ini.
Untuk 
memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat banyak 
ragamnya, maka disusunlah suatu aturan pengelompokan. Pengelompokan 
dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti 
berikut ini.
a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan 
takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua 
hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan 
dalam kingdom Plantae. 
b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila kita
 mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan melihat 
persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. 
Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan 
dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya seperti hewan
 yang terlihat pada Gambar diatas. 
Filum 
Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang belakang. Ada 
juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras 
dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Penamaan 
filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio
 tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan 
yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium 
dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
c. Kelas
Tingkatan 
takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya
 apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri 
yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas. 
Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain. 
Adapun kelas
 pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan 
berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio: 
Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan 
takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama 
ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak 
memiliki akhiran. 
Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuh-tumbuhan).
Adapun pada 
tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales (bangsa
 rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).
e. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili 
merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini 
terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak 
persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran 
aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae. 
Contoh 
keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga 
kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), 
Rosaceae (keluarga mawar).
f. Genus (Marga)
Takson genus
 adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri 
atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan 
atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali 
dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan
 digaris bawah. 
Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia (marga cacing). 
Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
g. Species (Jenis)
Species 
merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan 
dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat 
melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang
 subur (fertil). 
Penulisan 
kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species 
terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama 
marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. 
Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Pernahkah 
kamu menemukan dalam satu species beberapa makhluk hidup memiliki ciri 
khusus ? Hal tersebut dinamakan sebagai varietas atau ras yang bermakna 
variasi. Dalam satu species variasi tumbuhan disebut varietas, adapun 
variasi dalam satu species hewan disebut ras. 
Contohnya: Hibiscus sabdarifa var alba (rosela varietas putih).
Pada umumnya
 suatu makhluk hidup mempunyai nama lokal dari setiap daerah, misalnya 
kota, negara. Contoh: nama buah pisang, orang Jawa Tengah sering 
menyebutnya “gedang”. Apakah orang Sumatera mengerti bahwa yang disebut 
“gedang” berarti pisang ? Sedangkan orang Jawa Barat menyebut “gedang” 
untuk buah pepaya. 
Agar 
tercipta komunikasi yang lebih mudah antara pihak satu dengan pihak 
lain, setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang dikenal di seluruh 
dunia. Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang sederhana, 
mudah dipahami, dan berlaku secara internasional. 
Oleh sebab 
itu, para ilmuwan mengambil suatu keputusan berdasarkan kesepakatan 
internasional dengan menggunakan metode binomial nomenclature, yang 
diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Binomial nomenclature adalah 
pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama ganda, 
yaitu selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species.
Ketentuan penamaan dengan tata nama ganda ( Binomial nomenclature ) adalah sebagai berikut :
1) Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
2) Huruf 
pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama
 nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3) Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan. 
Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
4) Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks lain.
5) Apabila 
nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan 
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. 
Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
6) Apabila 
nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama species 
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah 
tingkat species maka ditulis terpisah, 
contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
7) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, 
contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).
Coba berikan
 nama dalam tingkatan klasifikasi mulai dari yang paling tinggi sampai 
tingkatan paling rendah untuk tumbuhan rumput-rumputan, misalnya padi (Oryza sativa) dan untuk hewan, misalnya kucing (Felis catus). Diskusikan hasilnya dengan teman mu.
Ingat 
kembali tentang teori evolusi dari Charles Darwin yang di pelajari di 
SMP/MTs. Bertolak dari teori evolusi Darwin tersebut muncullah 
klasifikasi sistem filogenik. Sistem klasifikasi ini dikelompokkan 
berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok 
dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau 
kelompok yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak
 bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok yang berkerabat jauh. 
Cara mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar