Kehidupan
sel ditandai dengan adanya aktivitas sel seperti tumbuh, bertambah
banyak, dan memperlihatkan fungsi spesifik sel yang menjadi tugasnya.
Aktivitas
sel akan berlangsung dengan baik manakala sel mempunyai cukup energi,
ditunjang dengan situasi lingkungan internal dan eksternal yang relatif
stabil, di mana sel dan lingkungannya mempunyai kandungan elektrolit
dan keasaaman yang relatif menetap (homeostasis). Untuk itu diperlukan
suatu mekanisme agar homeostasis tetap terjaga
Dengan
demikian untuk mempertahankan keadaan kondisi sel yang sehat diperlukan
lingkungan yang relatif tetap (homeostatis) dan untuk itu diperlukan
kerja sistem tubuh yang normal pula.
1. Glikolisis
Glikolisis
merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi
piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait
dengan metabolisme glikogen lewat D-glukosa 6-fosfat. Glikolisis
bersangkutan dengan hal-hal berikut :
1. Pembentukan ATP dalam rangkaian ini molekul glukosa dioksidasi sebagian.
2. Produksi piruvat.
3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat. Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3–bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk biosintesis L–alanin, dan sebagainya.
2. Produksi piruvat.
3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat. Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3–bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk biosintesis L–alanin, dan sebagainya.
Glikolisis
dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk
mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob
(hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem
sitokrom mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan
piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan
temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya
kecukupan oksigen. Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini
disebut hutang oksigen.
Pembentukan
piruvat mengakhiri proses glikolisis aerob. Berikut ini adalah pokok
yang terjadi dalam oksidasi satu molekul glukosa :
1. Terbentuk dua molekul piruvat.
2. Dua molekul NAD+ telah direduksi menjadi NADH
3.
Jumlah bersih sebesar dua molekul ADP telah difosforilasi menjadi ATP
(empat molekul ATP yang diperoleh dikurangi dua yang dinvestasikan).
Contoh proses glikolisis itu sendiri terjadi pada Glikolisis pada sel
ragi dan glikolisis pada sel darah merah.
Pada
dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang
terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini
asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi
dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis
yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan
glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan,
glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga
tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan
enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
glukokinase.
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP
fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP
piruvatkinase
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Enzim
glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan
piruvat kinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak
dapat digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi
yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung
melalui tahap reaksi lain.
Tiga
reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat
(PEP), jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase.
Perubahan ini dilakukan dalam 4 langkah. Pertama, piruvat mitokondria
mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan
ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat karboksilase.
Pada
reaksi ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi
menjadi malat oleh malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini,
glukoneogenesis secara singkat mengalami overlap (tumpang tindih) dengan
siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma
dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat. Kemudian oksaloasetat
sitoplasma mengalami dekarboksilasi membentuk PEP pada reaksi yang tidak
memerlukan GTP (guanosin trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP
karboksikinase.
Reaksi
pengganti kedua dan ketiga dikatalisis oleh fosfatase.
Fruktosa-1,6-bisfosfatase mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh
fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada permulaan
metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan
mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas.
Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam lemak.
Pengaturan
Glukoneogenesis Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan
menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem
pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.
Sistem
pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuai
dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan
menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan
glikolisis diatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah
relatif glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila
kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari
cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat.
Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA
dalam hati. Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot,
maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam
amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis.
Peningkatan
kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan
mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya
oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan
piruvat karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena
itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat
kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan
PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
3. Glikogenesis
Jika
kadar glukosa darah dalam batas normal sebagian besar jaringan
menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Kelebihan glukosa akan
disimpan sebagai glikogen. Sintesis glikogen dari glukosa disebut
glikogenesis Simpanan glikogen terbatas sehingga kelebihan glukosa yang
lain diubah menjadi lemak (lipogenesis). Jika kadar glukosa darah turun,
tubuh mengubah glikogen kembali menjadi glukosa (glikogenolisis).
Dengan menyeimbangkan metabolisme oksidatif, sintesis glikogen,
pemecahan glikogen, dan sintesis lemak, tubuh dapat mempertahankan kadar
glukosa darah dalam batas normal.
Jika
homeostasis gagal dan glukosa darah melebihi kadar kritis (pada
diabetes mellitus), kelebihan glukosa akan diekskresi dalam urin.
Ekskresi glukosa dalam urin hanya terjadi jika ambang ginjal untuk
reabsorbsi glukosa terlampaui.
Glikogenolisis
Adalah suatu proses pembentukan glukosa dari bahan non karbohidrat.
Ketika seseorang mengalami intake karbohidrat yang sangat rendah
sehingga tidak diimbangi dengan asupan karbohidrat yang cukup, maka
tubuh tetap akan membentuk glukosa. Tapi karena tidak ada karbohidrat
jadi bahannya bukan karbohidrat tetapi lemak atau protein .
Hal
ini merupakan salah satu mekanisme tubuh dalam upaya mempertahankan
kadar glukosa dalam keadaan normal. untuk vitamin, minral dan air sama
sekali tidak bisa digunakan dalam hal ini. Glukosa sangat penting untuk
tubuh karena sumber energi utama otak dan sel darah merah.
Setelah
makan, kadar glukosa akan meningkat, maka mekanisme utamanya adalah
terjadi Glikolisis. Sebaliknya Ketika kita makan banyak, maka glukosa
harus disimpan agar kadar gula dalam darah tidak meningkat. Bentuk
simpanan glukosa di dalam tubuh adalah glikogen.
Penyimpanan
kelebihan glukosa maka akan terjadi proses glikogenesis di hati
memerlukan insulin dari pancreas. Sebaliknya, dalam keadaan lapar,
puasa, aerobik atau exercise, maka kebutuhan glukosa akan meningkat,
sehingga simpanan glukosa akan dipecah melalui proses glikogenolisis. (
pembongkaran Glikogen menjadi Glukosa di hati dengan bantuan Adrenalin /
Glukagon. Jadi Inti dari metabolisme karbohidrat adalah untuk
mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal. Jadi bisa diartikan
bahwa Proses glukoneogenesis ini jelas jelas melibatkan melibatkan
Siklus krebs.
5. Siklus krebs
Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan. Residu asetyl dalam bentuk asetyl-KoA (CH3-CO-S-CoA, asetat aktif)
Tujuan Siklus Krebs
Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia utama katabolisme tenaga. Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme, namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis. Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.
Fungsi Siklus Krebs
Menghasilkan sebagian besar CO2. Metabolisme lain yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa phospat atau P3 (pentosa phospat pathway) atau kalau di harper heksosa monofosfat. Sumber enzym-enzym tereduksi yang mendorong RR ( Rantai Respirasi). Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis lemak sebelum pembentukan TG untuk penimbunan lemak . Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub-sub unit yang diperlukan dalam sintesis berbagai molekul. Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-lain sistem enzym.
Daur Siklus Krebs
Glikolisis akan menghasilkan 3 macam molekul: 2 molekul ATP yang langsung menjadi sumber energi, 2 molekul NADH yang akan masuk ke dalam jalur transport elektron untuk menghasilkan ATP, 2 molekul piruvat yang akan masuk ke dalam siklus Krebs, Sebelum masuk ke siklus Krebs, 1 molekul piruvat akan diubah menjadi Asetil-CoA dengan bantuan enzim Pyruvate Dehidrogenase. Pada proses tersebut, satu molekul CO2 dan dan satu atom H akan dilepaskan dari piruvat, serta satu molekul CoA (coenzym A) akan ditambahkan. Atom H akan ditangkap oleh NAD+ dan menghasilkan NADH. Asetil-CoA kemudian masuk ke dalam siklus Krebs dengan langkah sebagai berikut:
a) Asetil akan dilepaskan dari Asetil-CoA, kemudian digabungkan ke oksaloasetat untuk membentuk sitrat dengan penambahan air. Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim citrate synthase.
b) Sitrat kemudian diubah menjadi isositrat dengan bantuan enzim acotinase.
c)
Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat dengan melepaskan
satu molekul CO2 dan satu atom H. Atom H akan ditangkap oleh NAD+ untuk
membentuk NADH. Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim isocitrate
dehydrogenase.
d)
Alfa-ketoglutarat kemudian diubah menjadi suksinil-CoA dengan
melepaskan satu molekul CO2 dan satu atom H serta menempelkan satu
molekul CoA. Atom H akan ditangkap oleh NAD+ untuk membentuk NADH. Enzim
yang berperan adalah alpha-ketoglutarate dehydrogenase.
e) Suksinil-CoA lalu diubah menjadi suksinat oleh enzim Succinyl-CoA synthetase. Pada proses ini molekul CoA akan dilepaskan, selain itu terdapat satu atom P yang ikut dalam reaksi dan kemudian akan ditangkap oleh ADP untuk membentuk ATP.
f)
Langkah selanjutnya adalah perubahan suksinat menjadi Fumarat oleh
enzim succinate dehydrogenase. Dua atom H akan dilepaskan dan ditangkap
oleh FAD+ untuk membentuk FADH2.
g) Fumarat lalu diubah menjadi malat oleh fumarase dengan penambahan air.
h) Malat kemudian akan diubah kembali menjadi oksaloasetat oleh enzim malate dehydrogenase. Satu atom H dilepaskan pada proses tersebut dan ditangkap oleh NAD+ untuk membentuk NADH.
Hasil
akhir dari siklus Krebs saja dari 1 molekul piruvat adalah 3 molekul
NADH, 1 molekul FADH2, dan 1 molekul ATP. Namun kalau ditambah NADH yang
dihasilkan pada perubahan piruvat menjadi asetil-CoA, maka total NADH
yang dihasilkan adalah 4 molekul.
Demikianlah materi Homeostasis Dalam Metabolisme Makromolekul, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar