Contoh:
Untuk =1, nilai bilangan kuantum magnetik, m=0, ± 1, atau m= –1, 0, +1.
Untuk =2, nilai bilangan kuantum magnetik adalah m= 0, ± 1, ± 2, atau m= –2,
–1, 0, +1, +2.
Subkulit-s ( l =0) memiliki harga
m=0, artinya subkulit-s hanya memiliki satu buah orbital. Oleh karena m=0,
orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga bentuk orbital-s
dikukuhkan berupa bola yang simetris.
Subkulit-p ( l=1) memiliki nilai
m= –1, 0, +1. Artinya, subkulit-p memiliki tiga buah orientasi dalam ruang (3
orbital), yaitu orientasi pada sumbu-x dinamakan orbital px, orientasi pada
sumbu-y dinamakan orbital py, dan orientasi pada sumbu-z dinamakan orbital pz.
Subkulit-d ( l=2) memiliki harga
m= –2, –1, 0, +1, +2. Artinya, subkulit-d memiliki lima buah orientasi dalam
ruang (5 orbital), yaitu pada bidang-xy dinamakan orbital dxy, pada
bidang-xz dinamakan orbital dxz, pada bidang-yz dinamakan orbital dyz,
pada sumbu x2–y2 dinamakan orbital dx2− y2 , dan orientasi pada
sumbu z2 dinamakan orbital dz2 . Contoh orientasi orbital dapat dilihat pada gambar berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar