Materi

27.10.14

Bau Kaos Kaki Dapat Membasmi Malaria?

Malaria falciparum adalah masalah kesehatan yang besar di negara yang beriklim tropis seperti Indonesia. Pada tahun 2010 diperkirakan bahwa lebih dari 132.8 juta orang Indonesia hidup di daerah endemis malaria. Malaria sendiri disebabkan oleh nyamuk Anopheles yang berinteraksi dengan Plasmodium falciparum. Diperkirakan, hanya kurang dari satu persen dari nyamuk Anopheles yang menjadi vector dari Plasmodium falciparum. Namun, insektisida yang tersedia saat ini membunuh semua nyamuk Anopheles tanpa kecuali. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan akibat jangka panjangnya adalah munculnya generasi nyamuk malaria yang resistan terhadap insektisida. Dibutuhkan suatu metode yang lebih spesifik membunuh nyamuk malaria yang memiliki Plasmodium falciparum
                Tim dari London University of Tropical Infection yang dipimpin oleh Renate C. Smallegange menemukan metode untuk memancing nyamuk malaria betina Anopheles, nyamuk yang dapat menularkan malaria falciparum dengan bau kaos-kaki.
Hasil riset Malaria Falciparum
Hasil riset Malaria Falciparum
              Dengan mengukur tingkat frekuensi nyamuk Anopheles untuk mendarat di tempat. Peneliti mencoba mengukur “ketertarikan” nyamuk pada suatu tempat. Tabel diatas menunjukan bahwa nyamuk Anopheles yang terinfeksi oleh plasmodium falciparum lebih tertarik ke tempat yang memiliki bau manusia (human odour) dibandingkan tempat yang tidak memiliki bau sama sekali (no odour). Jumlah pendaratan nyamuk anopheles yang memiliki Plasmodium falciparum  jauh lebih tinggi dibandingkan nyamuk anopheles yang tidak memiliki Plasmodium falciparum. Perbedaan jumlah pendaratan ini signifikan secara statistik (P=0.0017)
                Penelitian ini menggunakan nyamuk Anopheles gambiae sensu stricto yang berasal dari Kamerun. Pada hari ke-9, separuh dari nyamuk malaria betina diberi makan darah yang sudah terinfeksi Plasmodium falciparum dan separuh dari nyamuk lainnya diberi makan darah yang tidak terinfeksi Plasmodium falciparum. Pada hari ke-22, diantara nyamuk betina yang sudah terinfeksi Plasmodium falciparum, 84% diantaranya sudah memiliki sporozoit di kelenjar ludahnya.
                Peneliti menggunakan bau kaos kaki yang telah dipakai selama 20 jam sebelum diberikan pada nyamuk. Eksperimen dijalankan selama tiga jam dari pukul 8 sampai 11 pagi. Selama proses penelitian, lampu ruangan digelapkan dan ruangan penelitian bebas dari bau apapun. Tingkat bau-bauan dalam ruangan diukur menggunakan alat olfaktometer.
Meskipun belum dilakukan penelitia molekuler untuk mencari sebab atraksi nyamuk Anopheles yang memiliki Plasmodium falciparum pada bau manusia. Namun, diduga bahwa bau yang dimiliki oleh manusia dapat mempengaruhi konfigurasi odorant-binding protein yang terdapat di kepala nyamuk Anopheles yang memiliki Plasmodium falciparum.
                Hasil dari riset ini dapat digunakan dalam agenda eradikasi malaria. Jebakan malaria dapat didesain menggunakan bau dari manusia untuk menarik nyamuk ke tempat yang telah dipasang alat pembunuh nyamuk. Metode ini akan lebih tepat sasaran karena lebih banyak nyamuk anopheles yang juga memiliki plasmodium falciparum yang akan tertarik ke “jebakan”.  Tentunya penelitian ini akan memperlancar agenda eradikasi malaria yang dicanangkan oleh Bill and Melinda Gates Foundation pada tahun 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar