Materi

16.11.14

Tekanan (P “Pressure”)

Menurut kajian Fisika, Tekanan muncul ketika ada gaya dorongan pada luasan bidang tertentu. Coba lihat gambar! Dengan mengetahui gejala fisikanya, kita dapat mengetahui secara matematis tekanan yang dirasakan. Jika kita amati, tekanan yang dirasakan akan sebanding dengan dorongan (F “Force”) yang diberikan. Sedangkan tekanan dapat kita kurangi dengan memperluas bidang tekanan (A). Pernyataan kita tulis sebagai
P =F/A
Dalam konteks kecenderungan manusiawi kita tidak menyukai tekanan hidup tekanan. Semua kita akan selalu berusaha menghindari segala bentuk tekanan hidup. Tekanan mencabut kenyamanan hidup kita, dan dalam banyak hal, membatasi ruang gerak kita, dan menyulitkan proses kreativitas.
begitulah kalau diukur menurut perasaan manusia. Tak dapat dipungkiri waktu demi waktu tekanan akan selalu ada dalam kehidupan. Jadi apakah tekanan itu harus dihilangkan dan tidak bisa dimanfaatkan manusia?
Baiklah kita lihat fakta fakta berikut !
Sejarah justru membuktikan bahwa karya-karya kepahlawanan, para ilmuwan, pedagang sukses maupun pelajar sukses, sebagian besarnya malah lahir di tengah tekanan-tekanan hidup yang berat dan kompleks. la memaksa setiap orang membayar harga yang mahal untuk memperoleh kesuksesan.
Kenyataan   itu sebenarnya dapat dijelaskan. Tekanan-tekanan hidup, secara psikologis, sebenarnya justru berguna untuk merangsang munculnya potensi-potensi yang terpendam dalam diri seseorang dan merangsang terjadinya proses kreativitas yang intensif. Hidup dalam situasi yang normal biasanya malah membuat orang jadi malas, kurang kreatif, dan kurang produktif. Bukan situasi normal itu yang jadi masalah. Akan tetapi, manusia memang pada dasarnya membutuhkan stimulan yang kuat untuk bergerak. Dan tekanan hidup merupakan salah satu stimulan itu.
Tampaknya memang ada rahasia yang tersembunyi di sini. Orang-orang sukses mempertahankan kunci-kunci yang membentuk daya hidup mereka; mereka selalu dapat mempertahankan harapan dan optimisme hidup, pikiran positif dan kegembiraan jiwa, obsesi kepahlawanan dan semangat perlawanan. Seakan di dalam jiwa mereka ada bunker yang menjadi tempat persembunyian kunci-kunci daya hidup itu, yang selamanya tidak akan tersentuh oleh serangan bombardir tekanan-tekanan hidup.
Itulah rahasia yang menjelaskan mengapa Sayyid Quthb bisa menyelesaikan Tafsir Fii Zhilalil Our’an selama berada dalam penjara. Atau mengapa Hamka sanggup merampungkan Tafsir Al-Azhar-nya selama tiga tahun dalam penjara. Atau mengapa Ibnu Taimiyah melahirkan sangat banyak bukunya dalam penjara.
Mereka semua adalah orang-orang yang mengerti bagaimana menikmati tekanan hidup. Suatu saat mereka mungkin juga mengeluhkan beratnya tekanan-tekanan hidup itu, tetapi yang membuat mereka telah berhasil membangun bunker dalam jiwa mereka, tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman.
Bagaimana tidak, ternyata tekanan dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Dalam dunia kedokteran misalnya, Salah satu cara darurat untuk menolong orang yang mendadak detak jantungnya berhenti adalah dengan cara memompa/ menekan bagian dada atau dikenal dengan nama CPR (cardiopulmonary resuscitation).
Tetapi masalahnya, pertolongan CPR sering gagal dikarenakan kemampuan manusia atau si penolong dalam melakukan CPR.
LifeBelt CPR adalah sebuah alat untuk membantu melakukan CPR yang telah memenangkan penghargaan dalam disain yang diselenggarakan oleh NASA.
Sebagai informasi, kegagalan dalam memberikan CPR disebabkan oleh kemampuan manusia yang hanya bisa memberikan tekanan yang baik hanya untuk waktu 2 menit saja sedangkan biasanya untuk membuat si korban mempunyai peluang hidup, perlu dilakukan CPR antara 8-10 menit.
Selain masalah waktu, juga masalah tekanan yang diberikan dimana manusia hanya bisa memberikan tekanan sebesar 125 lbs (62,5kg) hanya dalam menit-menit pertama dan setelah lelah akan berkurang, disinilah masalahnya karena si korban butuh tekanan yang cukup konstan (stabil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar