Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha, Kitab, Prasasti, Yupa, Arca dan Candi
 - Zaman sejarah dimulai saat manusia mulai mengenal tulisan, sedangkan 
masa sebelum mengenal tulisan disebut masa prasejarah. Untuk mempelajari
 sejarah, kita perlu mengetahui peninggalan sejarah yang ada. 
Bangsa 
Indonesia mempunyai banyak peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan 
tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan 
benda bangunan. Berikut Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha :
Pada zaman 
kerajaan Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, kebudayaan dan 
kesusastraan juga mengalami kemajuan, terutama pada saat Kerajaan 
Majapahit. Karya-karya sastra peninggalan sejarah tersebut berupa cerita
 tertulis yang dikarang oleh para pujangga. Beberapa karya sastra di 
antaranya berupa kitab-kitab berikut ini.
a. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-dasar pokok membuat candi.
b. Kitab 
Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Kitab ini 
merupakan peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berisi tentang 
perjuangan Airlangga dalam mempertahankan Kerajaan Kediri.
c. Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada masa pemerintahan Raja Kameswara I, Kediri.
d. Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, Kediri.
e. Kitab Krisnayana ditulis oleh Mpu Triyana.
f. Kitab Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh.
g. Kitab 
Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini 
merupakan sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Di dalam 
kitab ini muncul istilah Pancasila. 
h. Kitab 
Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini berisi tentang hukum dan 
dijadikan dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Dalam kitab ini menekankan 
prinsip keadilan dan tidak membedakan rakyat biasa dengan bangsawan. 
Jadi siapapun yang melanggar aturan atau undang-undang harus mendapat 
hukuman yang sesuai.
2. Prasasti
Prasasti 
disebut juga batu bertulis. Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang 
tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya. Prasasti biasanya berisi 
mengenai kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat. Contoh 
prasasti sebagai berikut.
a. Prasasti 
Kerajaan Tarumanegara antara lain Ciaruteun, Kebun Kopi, Tugu, Lebak, 
Jambu, Muara Cianten, dan Pasir Awi yang semuanya ditulis dalam huruf 
Pallawa dan bahasa Sanskerta.
b. Prasasti 
di Sumatra Selatan antara lain Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, 
Karang Berahi, dan Telaga Batu. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu 
dan huruf Pallawa, yang dipahat dan ditulis sekitar abad ke-7 pada masa 
Kerajaan Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tersebut antara lain berisi 
tentang peraturan kerajaan dan sanksi apabila melakukan pelanggaran, 
serta puji-pujian untuk kebesaran dan kemakmuran raja. Selain kelima 
prasasti tadi, juga ditemukan Prasasti Nalanda yang berisi tentang 
keturunan Dinasti Syailendra, silsilah Raja Balaputradewa, dan 
persahabatan dengan Kerajaan India. 
c. Prasasti 
Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini 
ditulis sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.
d. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan Raja Sanjaya.
e. Prasasti 
di Kediri sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur, antara lain Prasasti 
Padlegan, Palah, dan Panumbungan. Prasasti ini merupakan peninggalan 
Kerajaan Kediri.
f. Prasasti Dinoyo tahun 760 M, dekat Malang. Prasasti ini berisi tentang sebuah kerajaan yang berpusat di Kanyuruhan.
g. Prasasti Kalasan tahun 778 M, dekat Jogjakarta, memuat tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Rakai Panangkaran.
h. Prasasti Kedu tahun 907 M, berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Balitung.
i. Prasati 
Adityawarman, ditemukan di daerah Batusangkar. Prasasti ini memakai 
bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sanskerta.
j. Prasasti 
Mulawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti 
ini merupakan peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
3. Yupa
Yupa adalah 
prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk 
mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan 
kepada dewa.
Yupa 
ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah 
seorang raja bernama Mulawarman yang baik budiman dan mempunyai kakek 
bernama Kudungga. Saat pemerintahan Mulawarman, rakyat hidup makmur dan 
sejahtera. Mulawarman juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum 
Brahmana.
Patung adalah tiruan bentuk orang atau hewan yang dibuat dengan bahan batu, kayu, dan lainlain. Adapun arca adalah patung yang dibuat dari batu.
a. Patung Gajah Mada
Patung ini 
dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan 
Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau
 Perdana Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama 
“Sumpah Palapa”.
b. Patung Prajna Paramita
Patung 
Prajna Paramita merupakan patung perwujudan Ken Dedes istri Ken Arok, 
yang digambarkan sebagai Dewi Kebijaksanaan. Patung yang terletak di 
Candi Singasari, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dengan pahatan
 yang sangat bagus.
c. Patung Buddha
Ditemukan di
 Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan 
peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha 
berkembang dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi 
Mendut.
5. Candi
Candi 
berasal dari kata candika (Dewa Maut). Fungsi pembangunan candi untuk 
memuliakan raja yang telah meninggal dunia. Saat raja meninggal, semua 
azimatnya disimpan di dalam peti, kemudian peti tersebut diletakkan di 
dasar tempat candi tersebut dibangun. Sebagai pelengkap dibuatlah arca 
yang merupakan perwujudan raja sebagai dewa dan di depannya diletakkan 
sesaji.
Candi bagi 
umat Hindu digunakan sebagai makam, sedangkan candi dalam ajaran Buddha 
berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap dewa. Setiap bangunan candi 
mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut.
a. Kaki candi, berbentuk bujur sangkar melambangkan “alam bawah” yaitu dunia tempat hidup manusia.
b. Badan candi, melambangkan “alam antara” tempat manusia yang sudah meninggalkan semua urusan duniawinya.
c. Atap candi, melambangkan “alam atas”, berbentuk lingkaran dengan tiga teras berundak-undak.
Peninggalan candi Hindu-Buddha di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Candi Borobudur
Dibangun 
pada abad ke-9 M atau 824 M (746 Saka), oleh Raja Smaratungga dari 
Dinasti Syailendra. Borobudur terletak di Muntilan yang dikelilingi 
Bukit Menoreh, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung
 Sumbing. Borobudur berasal dari kata boro yang berasal dari bahasa 
Sanskerta yang berarti candi, biara, atau asrama dan budur yang berarti 
atas. Jadi, borobudur berarti candi, istana, atau biara di atas bukit.
Candi 
Borobudur memiliki sepuluh tingkat dengan stupa induk setinggi 7 m 
dengan garis tengah 9,9 m. Bangunan Candi Borobudur terbengkalai seiring
 dengan runtuhnya Kerajaan Mataram Hindu dan gempa bumi. Letusan gunung 
berapi juga turut meruntuhkan sebagian bangunan candi. Pada tahun 1814, 
H.C. Cornelius bersama penduduk membersihkan lokasi candi. Dan baru pada
 tahun 1835 bentuk candi terlihat seluruhnya.
Pemugaran 
Candi Borobudur pertama kali dilakukan tahun 1907-1911 berkat bantuan 
Th. Van Erp, dan berhasil menyelamatkan Candi Borobudur. Pemugaran kedua
 dilakukan pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO. Pemugaran Candi 
Borobudur selesai pada tahun 1982. Candi Borobudur mempunyai 505 arca 
Buddha dan pada bagian dinding candi terdapat pahatan atau disebut 
relief. Relief-relief itu menggambarkan berbagai cerita, antara lain 
sebagai berikut.
1) 
Karmawibhangga berisi berlakunya hukum karma (sebab akibat), di mana 
setiap perbuatan baik dan buruk akan membawa akibat bagi pelakunya.
2) Lalita vistara yang menceritakan tentang kehidupan sang Buddha dari lahir sampai mendapat bodhi (wahyu) tentang hidup sejati.
3) Awadana 
dan Jataka yang menggambarkan kehidupan sang Buddha di masa lalu 
(Awadana) dan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).
b. Candi Prambanan
Candi 
Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun 
pada masa pemerintahan Raja Balitung pada abad ke-9 sebagai simbol 
Kerajaan Mataram Hindu. Pembangunan Candi Prambanan selesai pada masa 
pemerintahan Raja Daksa. Candi Prambanan terletak di Kecamatan 
Prambanan, Kabupaten Klaten, perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI 
Jogjakarta. Candi Prambanan menjadi tempat wisata budaya yang menarik 
karena di sekitar candi dibangun Taman Wisata dan panggung pentas 
Sendratari Ramayana. 
Candi 
Prambanan mempunyai tiga pelataran persegi, yaitu bawah, tengah, dan 
atas. Pada masing-masing pelataran berderet candi-candi kecil. Dalam 
kompleks Candi Prambanan juga terdapat tujuh buah candi besar, yaitu 
sebagai berikut.
1) Candi Brahma
Terletak di 
sebelah selatan Candi Syiwa dan berukuran lebih kecil. Di dalam Candi 
Brahma terdapat patung Brahma yang mempunyai empat kepala. Dewa Brahma 
merupakan dewa pencipta alam semesta. Pada dinding Candi Brahma terdapat
 relief yang berisi kelanjutan cerita Ramayana di candi induk.
2) Candi Syiwa
Disebut juga
 Candi Roro Jonggrang dan menjadi candi utama. Candi ini dinamakan Candi
 Syiwa karena di dalamnya menyimpan patung Syiwa. Masyarakat Jawa 
memberikan penghormatan yang tinggi kepada Dewa Syiwa karena selain 
sebagai dewa perusak, Dewa Syiwa juga dapat menciptakan benda kembali. 
Pada dinding Candi Syiwa terdapat relief yang menggambarkan tentang 
cerita Ramayana.
3) Candi Wisnu
Candi Wisnu 
mempunyai bentuk dan ukuran hampir sama dengan Candi Brahma. Candi Wisnu
 terletak di sebelah utara Candi Syiwa. Di dalam Candi Wisnu terdapat 
ruangan berisi patung Wisnu, yang digambarkan sebagai dewa dengan empat 
tangan yang memegang alat-alat seperti cakra, tiram, dan pemukul. Dewa 
Wisnu merupakan dewa pemelihara alam semesta. Pada Candi Wisnu juga 
terdapat relief yang menggambarkan cerita Kresnayana.
4) Candi Apit
Diberi nama 
Candi Apit karena letaknya terapit oleh dua candi yang berderet dan 
berhadapan. Candi Apit digunakan sebagai tempat semadi bagi pemeluk 
agama Hindu.
5) Candi Nandi
Candi Nandi 
terletak di deretan sebelah timur. Di dalamnya terdapat patung berbentuk
 seekor sapi jantan besar yang sedang berbaring. Sapi atau nandi 
tersebut merupakan kendaraan Dewa Syiwa. Di dalam Candi Nandi juga 
terdapat patung Dewa Surya (matahari) dan Dewa Candra (bulan).
6) Candi Angsa
Candi Angsa 
berhadapan dengan Candi Brahma. Candi ini berfungsi sebagai kandang 
binatang yang menjadi kendaraan Dewa Brahma, binatang tersebut adalah 
angsa.
7) Candi Garuda
Garuda 
merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Candi Garuda terletak di sebelah utara 
Candi Nandi. Di bagian bawah lantai Candi Garuda terdapat sumur yang 
berisi tulang manusia bercampur tanah.
c. Candi Portibi
Terdapat di 
daerah Padan Balok, Gunung Tua, di Provinsi Sumatra Utara. Candi Portibi
 merupakan peninggalan Kerajaan Panai tahun 1039. Candi ini dibangun 
oleh para brahmana Indonesia yang berlayar bersama para 
pedagang-pedagang untuk menyebarkan agama Hindu di Sumatra Utara.
d. Candi Muara Takus
Dibangun 
pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, sekitar abad ke 9-10 M. Candi
 Muara Takus dibangun sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha. 
Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa diceritakan bahwa Sriwijaya 
mencapai puncak kejayaannya.
Demikianlah Materi Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha, Kitab, Prasasti, Yupa, Arca dan Candi, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar